그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips)
NCT’s Lee Taeyong and BlackPink’s Kim Jennie
Fantasy | Drabble Series | Teen, PG-15
그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips) part 8 | (195
words)
“Ada angin apa kau
ingin bertemu denganku?”
“Sebegitu inginkah
kau membuangku?”
Yeoja berwajah oriental itu terus-terusan memojokkan
Taeyong seperti harimau yang hendak memangsa buruannya. Taeyong terus mundur
menghindari kontak mata dengan yeoja itu. Dari percakapannya mereka
sepertinya sedang meributkan sesuatu.
“Kau menolak
pertunanganmu denganku demi sebuah makanan? Lucu sekali.”
Kali ini Taeyong
tak bisa mundur lagi, tembok dibelakangnya tak bisa ia tembus seperti hantu
yang mudah melakukannya “Gurae!! Aku tau vampire seperti apa kau hingga
membuatku membuangmu seperti ini.”
Yeoja itu mengepalkan tangannya, ia terlihat begitu geram
dengan perlakuan Taeyong yang selalu memusuhinya. Kala Taeyong tengah terpojok
tak bisa melangkah maju maupun mundur yeoja itu berjinjit, mencoba
mendekatkan wajahnya dan menciumnya.
Namun rencana itu
tak berjalan mulus, “Kang Seulgi!! Jangan memperkeruh hubungan kita yang sudah
tidak baik sejak kau kembali dari New York!” Taeyong menyingkirkan wajah Seulgi
mencegah apa yang telah yeoja itu rencanakan.
Tak memperdulikan
Seulgi dengan amarahnya yang bisa melakukan apapun demi apa yang ia inginkan,
Taeyong berjalan menjauh.
Seulgi makin geram,
ia mengepalkan kedua tangannya dengan amarah yang begitu menakutkan “Lihat saja
Lee Taeyong, aku akan menggunakan segala cara untuk menyingkirkan yeoja
itu darimu. Paling tidak dia harus tau identitasmu yang sesungguhnya!”
그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips) part 9 | (194
words)
Taeyong memberikan headset pada Jennie agar yeoja
itu mendengarkan sesuatu yang sedang ia putar “Coba dengarkan!”
“Hanya instrument saja? Oppa yang
membuatnya?”
“Aku ingin mendengarkan suaramu menyanyi untuk
melengkapi lagu itu Jennie-ya.”
“Jinjjayo?”
Jennie hendak menolaknya karena ia bukanlah seorang
penyanyi, namun Taeyong terus memaksanya memasuki studio untuk merekam
suaranya. Yeoja itu terlihat sedikit ragu, namun ia tetap melakukannya
dengan baik.
Taeyong bertepuk tangan meriah mendengarkan hasil
rekaman hari itu. Tak hanya Taeyong saja, seorang yeoja lain yang
menjadi komposer lagu itu turut bertepuk tangan meriah melihat hasil karyanya
yang sebentar lagi berada pada tahap finishing.
“Sugohaesseoyo!! Carhaesseo Jennie ssi!!”
“Aa~ gomaweo Irene ssi!!”
“Aku juga berterimakasih padamu Taeyong-ah.
Sepertinya ost selanjutnya kau bisa menggunakan tenagaku lagi.” Irene
mengacungkan kedua ibu jarinya pada Jennie dan Taeyong.
“Baiklah kalau begitu aku akan mengambil beberapa file
yang tertinggal di mobil.” Irene meninggalkan keduanya dalam ruangan studio.
“Oppa~”
“Hmm..”
Taeyong menengok ke arah Jennie dan “chu~”
Taeyong tak mengerti kenapa Jennie yang jarang mau
bergandengan tangan ketika berjalan bersama tiba-tiba menciumnya. Jennie
melepaskan bibirnya dan berjalan mundur, bahkan menyenggol cangkir diatas meja
belakangnya. Namun Taeyong yang belum ingin mengakhirinya kembali menarik
Jennie dan mendaratkan bibirnya kembali.
“Prank!!”
그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips) part 10 | (196
words)
Sebuah nomor asing
menghubungi Jennie meminta mereka agar bisa bertemu. Awalnya Jennie tak begitu menghiraukannya,
namun karena terus mengganggu akhirnya Jennie mengiyakan untuk mengatur
pertemuan mereka.
Ia tiba di sebuah café
yang telah disepakati, seketika itu seorang yeoja melambai ke arahnya
menandakan agar ia berjalan ke meja yang ditempati yeoja itu.
“Nuguseyo?”
“Kang Seulgi
imnida!”
Dua orang yang
sama-sama asing itu menyeruput minuman yang telah mereka pesan. Mereka hanya
berbicara masalah kecil hingga Seulgi mulai membicarakan Taeyong. Terlihat
jelas apa yang ingin ia sampaikan pada Jennie mengingat kegigihan usahanya
untuk bisa menemui Jennie.
“Eung~
sepertinya aku tidak mempercayai apa yang kau katakan Seulgi ssi!”
Jennie berdiri hendak meninggalkan tempat itu.
“Kau butuh bukti?”
Tanpa pikir panjang
Seulgi menyeret Jennie menuju toilet café. Ia memilih sembarang orang untuk
dijadikan bahan pembuktian atas seluruh kata-katanya. Tak memikirkan akibat
yang akan ia tanggung kedepannya Seulgi memegang tangan seorang yeoja
hingga membuatnya pingsan. Tak puas dengan satu pembuktian, Seulgi menarik
seorang namja begitu keluar dari toilet. Ia memegang tangan Jennie dan
mencium namja itu dalam waktu yang bersamaan. Tak membutuhkan waktu lama hingga
namja itu ambruk.
“Apa kau masih tak
mempercayainya?”
Melihat seluruh
pembuktian itu, Jennie teringat akan suatu hal.
그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips) part 11 | (197
words)
Jennie terus berpikir akan rangkuman seluruh kegiatan
yang ia alami dengan mata kepalanya sendiri. Seluruhnya membenarkan perkataan yeoja
bernama Seulgi yang ia temui.
Cangkir yang harusnya terjatuh saat ia menyenggolnya
justru pecah setelah Taeyong melepaskan ciumannya. Itu berarti sama seperti
saat ia melihat Seulgi menghentikan waktu ketika mencium pria. Tak hanya itu,
ia baru teringat hari ketika ia pertama kali bekerjasama dengan Taeyong sebagai
PDnim. Ia pingsan dan baru menyadari apa yang membuatnya tiba-tiba
terbangun di ruang kesehatan.
Baru selangkah akan berjalan menuju tempat kediaman
Taeyong, justru Jennie dikagetkan dengan kehadiran Taeyong yang telah menyambutnya
di daun pintu “Aigoo kkamjakya!! Oppa~”
“Jennie-ya, ada satu hal yang ingin
kubicarakan.”
“Nado halmarisseo oppa.”
“Aku akan mendengarkanmu dulu Jennie-ya”
Setelah Taeyong memintanya berbicara duluan, Jennie
membicarakan pertemuannya sengan Seulgi. Tentu juga disertai dengan pertanyaan
akan kebenaran asumsi yang telah ia buat.
Taeyong terpaku, seluruh hal yang ingin ia beritaukan
telah Jennie ketahui “Sebenarnya hari ini aku ingin memberitau seluruhnya
padamu. Tapi bukan dengan cara yang seperti ini.”
Jennie terdiam mendengarkan Taeyong mengiyakan seluruh
tuduhan yang ia berikan.
“Aku tak bermaksud menutupi semuanya darimu Jennie-ya.
Mianhae..”
Taeyong berbalik hendak pergi namun Jennie menahannya
dalam pelukannya “Nan gwaenchana oppa.”
“Mianhae.” Taeyong berlalu.
그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips) part 12 | (188words)
Jennie benar-benar
tak pernah melihat batang hidung Taeyong sejak kata maaf yang terakhir kali ia
ucapkan. Bahkan tak pernah sekalipun namja itu merespon seluruh inbox
dan penggilan yang Jennie berikan. Tak ada respon dan tanggapan sekalipun
Jennie berulang kali menekan bel apartemen Taeyong.
“Oppa mwohayo?
Kau bilang akan membawaku jalan-jalan ke Paju. Kenapa kau mengabaikanku huh?”
Jennie
terus-terusan merutuki perbuatan Taeyong yang memutuskan untuk meninggalkannya
begitu memberitahu identitas aslinya. Usahanya mencari Taeyong dengan
berkomunikasi dengan Irene pun tak membuahkan hasil.
“Dengan cara apa
lagi aku bisa membujukmu untuk bersikap normal padaku oppa?” Jennie
menggeletakkan ponselnya saat manajer telah memanggilnya untuk melanjutkan photoshoot.
Sesi photoshoot
selesai, seketika itu Jennie berpamitan pada manajer untuk pulang sendiri. Ia
memang tidak langsung pulang ke apartemennya. Kakinya terus melangkah
sementara jari-jari tangannya sibuk mengetikkan beberapa kata pada layar
ponselnya.
Langit masih
memancarkan cahaya matahari senja, Jennie masih saja mondar-mandir di depan
gerbang sebuah taman hiburan bertuliskan” LOTTE WORLD”. Petugas keamanan yang
menjaga pintu gerbang berulang kali memarahi Jennie karena tak kunjung masuk
maupun pergi dari sana. Tekatnya telah bulat untuk menunggui kedatangan namja
yang masih belum memberi kabar untuk datang maupun menolak ajakannya.
그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips) part 13 | (150
words)
Sebuah pesan masuk
yang muncul di layar notifikasi ponsel telah dibaca pemiliknya.
한우 (Daging Sapi) :
Oppa! Sampai kapan kau akan terus bersembunyi dariku? Aku
menunggumu di LOTTE WORLD. Jika sampai hari ini berakhir kau tidak datang, aku
benar-benar akan menghilang.
“Aku tak ingin
menyesali keputusanku hingga aku berubah menjadi abu.”
Taeyong berlari
secepat mungkin menuju mobilnya yang diparkir di lantai basement.
Menyalakannya dan mengemudikannya secepat mungkin menyusuri jalanan kota Seoul.
Berlari mendekati
pintu gerbang taman hiburan yang ditunjuk. Hari telah gelap, pintu taman hiburan
pun telah ditutup hingga tak memungkinkan seorangpun masih berkeliaran di
dalam. Taeyong mengedarkan pandangannya dan menemukan seorang yeoja
tertidur dalam duduknya.
“Kau bilang akan
menghilang jika sampai hari ini berakhir dan tak menemukanku? Lalu kenapa kau
masih menunggu disini? Eish jinjja!”
Taeyong memandangi
sekilas wajah damai Jennie dalam tidurnya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain
menggendong Jennie masuki mobilnya.
“Jennie-ya enapa
kau berat sekali?”
그 입술을 뺏었어 (Irresistible Lips) part 14 (END) | (193words)
Jennie terbangun setelah sinar matahari pagi menembus
tirai dan menyilaukannya. Ia merasa asing dengan langit-langit ruangan yang ia
tempati saat ini.
Sedikit berpikir Jennie kemudian mengedarkan
pandangannya. Ia sangat terkejut dengan apa yang ia temui “Omona!!”
Bagaimana tidak terkejut jika ia bangun dan menemukan Taeyong yang masih
terlelap disisinya.
Suara ribut Jennie membangunkan Taeyong dari tidurnya
“Jaljine?”
Jennie terduduk, ia terus memukuli lengan Taeyong “Apa
semua ini? Hanya mengucapkan maaf kemudian menghilang? Kau pikir itu keren?”
“Berjanji mengajakku ke Paju, tapi kau malah
menghilang.” Jennie masih meluapkan emosinya dengan memukuli lengan Taeyong.
“Apa kau tau
betapa sulitnya menemukanmu? Aku hampir mati kedinginan menunggumu di gerbang
LOTTE WORLD!” Jennie masih juga belum berhenti membicarakan keluhannya.
“Mianhae.”
Jennie kembali terdiam mendengar ucapan maaf Taeyong.
Taeyong tau apa yang harus pria lakukan ketika
gadisnya sedang merajuk, ia menarik Jennie untuk kembali berbaring dan
memeluknya.
“Dasar! Untung oppa tampan jadi kumaafkan”
Taeyong melepas pelukannya “Bicara apa kau barusan?”
“Baegopa, ayo kita makan!”
“Nado baegopa. Haruskah aku memakanmu sebagai
sarapan, makan siang dan makan malamku?”
“Sirheoooooo!!”
Tak menghiraukan apa yang Jennie katakan, Taeyong
mengunci tubuh Jennie. Menjadikan Jennie sarapan paginya dengan memberi kecupan
manis pada bibir ungu Jennie.