Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Rabu, 17 Agustus 2016

[Challengefic] Whistle Part 1 - Convenience Store

Diposting oleh Unknown di 11.05


Tittle
Whistle Part 1 – Convenience Store
Author 
HalfAngel
Main Cast
Jennie Kim as Kim Jennie

Nakamoto  Yuta as Nakamoto Yuta
Other Cast
BlackPink member
Special Cameo
Yang Hyunsuk CEO

Cho Miyeon
Genre
Drama, Friendship, Fluffy
Length
Triology - Sequel
Rating
T
Summary
“Kalian membeli gelang pasangan dan mengulungkan uang secara bersamaan. Kalian sungguh pasangan yang manis.”



Annyeong ^3^
Author kembali membawa sebuah FF untuk merayakan debut BlackPink yang penuh dengan kata delay. Kenapa FF ini disebut “Challengefic”? Karena dalam membuatnya diperlukan tantangan. Harus bikin FF dari dua anak muda yang beda Company (SM x YG). Padahal sebenernya author kalau bikin FF anak YG nggak bisa dipasang-pasangin sama selain anak YG. Tapi kali ini “Nyerah aku nyerah … kkk~”.

Tantangan nyata selanjutnya di behind the scene bikin FF ini, author sama sekali nggak tau lagu NCT dan tiba-tiba berniat bikin FF ini. Nonton MV mereka pun baru beberapa hari yang lalu. Terus kenapa bisa pilih Yuta? Jawabannya lihat aja di NCT Live in Seoul (kalau bisa lihat semuanya dari Bangkok sampai season 3 di Paju yang masih aired kkk~). Nggak nyangkal sih author harus nyocokin jadwal NCT 127 mulai dari debut, fansign sampai SMT Concert sama jadwal BlackPink dari teaser sampai first stage. Tapi seru juga bisa ngembangin khayalan author dipadu sedikit fakta-fakta tentang mereka. Semoga kalian suka~ Happy Reading ^3^ xoxo

Alunan suara musik diiringi riuhnya sorakan manusia yang membentuk lautan lightstick berwarna kuning memenuhi arena Kyocera Dome. Hari itu banyak sekali anak muda yang membawa banner dan peralatan konser lainnya. Bahkan ada anak kecil yang mencosplay astis yang ditonton menyesuaikan dengan pose artis aslinya. Dengan lucunya anak-anak itu menirukan pose foto artis aslinya. Dari kerumunan manusia itu ada empat yeoja diantaranya yang duduk di kursi VIP. Mereka menikmati tiap musik yang tersaji dihadapan mereka.

Konser berakhir begitu cepat bagi para pemirsanya dengan alunan lagu Fantastic Baby sebagai encore. Tak ingin mereka mengakhiri kebersamaan mereka dengan artis yang begitu mereka idolakan. Bigbang begitu menghipnotis para fans yang kerap disapa VIPs dengan performance mereka malam itu. Begitu lampu stage dimatikan lautan manusia itupun beranjak keluar dari Kyocera Dome. Sebuah mobil Van tengah menjemput lima orang yeoja menuju hotel yang akan mereka tempati untuk beristirahat selama berada di Osaka.


“Selamat beristirahat. Besok kita akan jalan-jalan, jadi persiapkan tenaga kalian.” Ucap salah seorang staff pada kelima yeoja tadi.

Ne gamsahamida… terimakasih telah membuat kami bersenang-senang hari ini.” Kelima yeoja itu menjawab bersamaan dengan penuh antusias.

Kelima yeoja itu memasuki kamar hotel dan langsung membersihkan diri. Salah seorang yeoja dengan rambut paling mencolok diantara mereka selesai lebih cepat dari keempat temannya. Ia mengambil jaket, dompet beserta ponselnya kemudian berdiri hendak memberitau keempat temannya untuk pergi membeli minuman.

Eo eonni… mau kemana membawa dompet dan ponsel?” belum sempat ia berpamitan, salah satu temannya sudah menanyai terlebih dahulu.

“Aku ingin beli minuman dingin di luar. Hanya sebentar, kalian bisa istirahat duluan.” Yeoja itu menjawab singkat pertanyaan temannya kemudian berlalu begitu saja.

Yeoja dengan rambut paling mencolok tadi berpamitan dengan staff kemudian menuju sebuah convenience store yang ditunjukkan salah seorang staff. Ia merasa cukup aman tak perlu terlalu menutupi wajahnya karena yakin kali ini tidak akan ada orang yang akan mengambil gambarnya saat ia sedang berlari. Setibanya disana, ia segera memilih minuman yang ia inginkan dan sempat memilih sebuah ice cream. Begitu selesai membayar seluruh belanjaannya, yeoja itu beranjak untuk duduk di kursi depan convenience store tersebut. Ia tak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi saat membayar karena fasih berbicara dalam bahasa Jepang dan Inggris.

“Drrtt Drrtt” merasa ponselnya bergetar yeoja itu segera mengangkat telepon yang masuk.

Yeoboseyo…” ia membuka percakapan dalam telepon.

“Jennie eonni, tolong belikan kami snack. Kami kelaparan disini.” Jawab suara dari seberang panggilan.

“Ah kebetulan aku masih disini, akan kubelikan beberapa makanan ringan. Tunggu aku pulang arraseo Lisa-ya?” yeoja bernama Jennie itu pun segera menutup telepon masuk tadi.

Jennie masuk kembali untuk membelikan teman-temannya beberapa makanan ringan. Kembali membayar beberapa makanan itu dengan kartu kredit yang dipegangnya. Baru saja akan menempati kursi yang ia gunakan tadi, seorang namja asing menyapanya. Jennie tak mengenalnya sama sekali, namun ia heran kenapa namja itu menyapanya dalam campuran bahasa Korea dan Jepang.

Konbanwa..Hanguk saramiyeyo?” namja itu menyapa Jennie.

Ah ne.. nuguseyo?” Jennie sedikit khawatir jika namja ini adalah salah satu orang yang sering mengambil fotonya secara diam-diam.

Watashi wa Yuta desu. Can we speak in Japanese or English? I’m still learning Korean language.” namja bernama Yuta itu memperkenalkan diri.

Ah, should we? Let’s talk in Japanese, I can speak in Japanese too.” Jennie mengajak si namja duduk dan berbincang.

“Apa kau mengenalku, kenapa tiba-tiba menyapaku tadi?”

“Ah, aku tidak mengenalmu. Kebetulan tadi aku mendengarmu berbicara dalam bahasa Korea saat menjawab telepon. Siapa namamu?” kini Yuta yang menanyakan identitas Jennie.

“Begitu rupanya. Namaku Kim Jennie, senang bertemu denganmu.”

Perkenalan singkat itu berakhir ketika ponsel Jennie mulai berdering kembali tanda waktu keluarnya telah habis. Mereka berpamitan begitu saja. Jennie pulang dengan barang bawaannya yang begitu banyak. Sesampainya di ruang hotel teman-teman Jennie menyambutnya begitu antusias untuk segera merebut kantong plastik yang Jennie bawa.

“Lama sekali dan kau hanya membeli ini?” seorang yeoja terlihat sedikit kecewa.

Mianhae Chichu eonni, aku takut staff akan marah jika melihatku membeli banyak snack.” Jennie meminta maaf pada Jisoo mengingat mereka pernah dimarahi karena tidak bisa menjaga berat badan.

“Ah iya aku ingat, mari kita makan secukupnya saja.” Jisoo mulai membuka bungkus snack kripik kentang dan memutarnya bergantian.

Liburan mereka dimulai dengan mengunjungi amusement park yang wajib dikunjungi ketika berasa di Osaka. Mereka bisa melihat berbagai atraksi pembuatan film Hollywood dan naik roller coaster. Dilanjutkan dengan mengunjungi beberapa tempat wisata lain disekeliling Osaka.
Suara tawa terdengar dari kamar hotel, lima sekawan itu kini tengah memperbincangkan hal yang telah mereka lalui hari ini. Canda tawa dari kelimanya terdengar di seluruh sudut rungan.

Ya.. ya.. siapa yang tadi berteriak begitu kencang saat naik roller coaster?” Jisoo kembali tertawa teringat kejadian di roller coaster tadi.

“Siapa lagi kalau bukan Chaeyoung, aku bahkan tertawa mendengar suara teriakannya yang aneh.” Lisa tertawa begitu puas mengingat teriakan Rose.

“Enak saja, bukan hanya aku yang berteriak tadi, kau juga melakukannya Lisa-ya.” Rose masih tersipu malu mengingat teriakannya sendiri.

“Hey aku berteriak karena kaget. Baru mengajak Jisoo eonni berbicara, tiba-tiba berjalan begitu kencangnya. Sedangkan kau berteriak disepanjang perjalanan Chaeyoung-ah.” Lisa menyangkalnya.

“Eiyy sudah jangan bully Chaeyoung terus.” giliran Miyeon meminta yang lain untuk berhenti tertawa.

“Miyeon meminta yang lain berhenti tertawa sedangkan dirinya sendiri masih tertawa.” Jisoo  menyela Miyeon.

“Aku tertawa sampai perut dan rahangku sakit.” Jennie menambahkan.

“Hey bisakah kalian berhenti mentertawaiku?” kini Roje mulai mengerucutkan bibirnya.

“Ah sudah.. aku lelah tertawa, aku ingin keluar sebentar. Jika butuh sesuatu hubungi aku arraseo?” Jennie segera keluar hotel ingin mencari udara segar.

Seorang yeoja dengan hoodie dan celana panjang hitam berjalan keluar hotel, menyebrangi jalanan yang mulai sepi. Kakinya yang dibalut sepatu motif leopard tak ragu melangkah menyusuri jalanan kota Osaka yang tak pernah sepi. Kini ia berhenti tepat di depan sebuah convenience store yang masih cukup ramai. Ia melangkahkan kakinya kembali, memasuki convenience store tersebut dan memutuskan untuk membeli ice cream disana. Jennie membuka almari es tempat penyimpanan ice cream untuk mengambil sebuah ice cream.

Aigoo kamjakiya!!” Jennie terlihat begitu kaget ada tangan lain yang mengambil ice cream sejenis.

“Hey kau…” orang itu terkekeh melihat Jennie.

“Hey kita bertemu kembali.” Jennie mengenali seorang namja yang baru kemarin ditemuinya.

Dua orang asing itu kembali menghabiskan waktu di bangku yang sama seperti malam sebelumnya.

“Kupikir kau sudah pulang. Memang sebenarnya kau disini untuk apa?”  Yuta masih tak percaya akan bertemu dengan yeoja itu kembali.

“Yaah.. hanya untuk berlibur selama beberapa hari. Kau sendiri untuk apa belajar bahasa Korea?” kini Jennie hampir menghabiskan ice cream unik dengan rasa gurita yang dibelinya.

“Aku mempelajarinya karena mungkin akan kugunakan ketika belajar disana nanti.”

“Apakah selama liburan disini kau mengunjungi Mino Park?” Yuta menambahkan kalimatnya yang terpenggal.

“Pffftt.. Apa kau bilang? Mino Park?” Jennie berusaha menahan tawa.

“Memangnya ada yang aneh dengan nama Mino Park?” tanya namja itu binggung.

Aniya… salah satu temanku bernama Mino hahaha… Aku baru mendengar nama tempatnya saja langsung tertawa.” Jennie masih tertawa, mendengar kata Mino yang ada di otaknya adalah teman seagensinya Song Minho.

“Apa kau suka olahraga? Ada lapangan basket disekitar sini.” Kini Yuta menawarkan Jennie untuk berolahraga disana.

“Umm.. baiklah, kurasa ini belum terlalu malam. Let’s go!” Jennie menyanggupi ajakan Yuta.

Mereka menuju sebuah lapangan basket yang sudah sepi saat itu. Mendribble bola basket secara bergantian dan berebut untuk memasukkan bola ke dalam ring. Saling mentertawai satu sama lain ketika satu diantara mereka gagal melakukan shoot. Tak terasa malam itu telah menjadi begitu larut, mereka juga telah lelah bermain. Jennie berbaring di lantai lapangan mengambil napas setelah kelelahan bermain diikuti Yuta yang juga berbaring berlawanan arah dengan yang Jennie lakukan.

“Kapan kau akan kembali ke Korea?” masih dengan napas yang berat Yuta menanyakan kepulangan Jennie.

“Jadwal penerbangan yang ada di tiketku adalah besok malam.” Jennie menjawab pertanyaan Yuta dengan napas yang belum teratur.

“Jika besok pagi kau ada waktu luang maukah pergi ke Shinsaibashi?” namja itu menawarkan sebuah tempat wisata lain dengan awkwardnya.

“Baiklah, tapi tempat seperti apa itu?” Jennie sedikit ragu mengikuti ajakan namja asing yang sudah seperti teman dari Negara yang berbeda dengannya.

“Ah..kita bisa berbelanja disana, kau bisa membeli oleh-oleh untuk keluarga dan teman-temanmu disana.”

“Begitukah? Kurasa kita bisa pergi kesana.” Jennie mengangguk menandakan ia menyetujuinya.

Tepat pukul 10 pagi waktu setempat sebuah taxi berhenti di depan hotel tempat Jennie menginap, saat itu juga ponselnya berdering. Sebuah pesan singkat muncul di layar ponsel Jennie, yeoja itu segera berlari menuju lift agar segera sampai ke lobby. Ia segera menghampiri taxi berwarna kuning yang berhenti tak jauh dari bangunan hotel. Begitu berdiri di depan pintu mobil, seorang menurunkan kaca mobil untuk memastikan orang yang ditunggunya yang datang.

Jennie segera memasuki taxi begitu melihat namja yang dikenalnya beberapa hari lalu telah menunggunya di dalam taxi tersebut. Tanpa merasa awkward sedikitpun namja yang bernama Yuta itu terlihat sangat bersemangat menjelaskan keadaan kota Osaka pada Jennie. Termasuk apapun yang terlihat disepanjang kanan dan kiri jalanan dari dalam taxi. Jennie pun menerima semua penjelasan Yuta seperti seorang tour guide yang sedang mengantar tamunya berlibur.

“Kita sampai di Shinsaibashi!!” seru Yuta begitu keluar dari taxi.

“Aah.. jadi seperti ini Shinsaibashi! Di Korea tempat seperti ini namanya Myeongdong.” Kini Jennie tengah memperhatikan sekeliling Shinsaibashi yang sangat padat.

“Kalau begitu lain kali jika aku yang di Korea kau harus mengajakku berbelanja ke Myeongdong. Ayo jalan!!” Yuta memimpin perjalanan dengan memperlihatkan barang-barang yang bisa temannya beli sebagai cinderamata.

Karena tak afdol rasanya berbelanja di Shinsaibashi tanpa menikmati makanan yang banyak dijual pedagang kaki lima disana, Yuta mengajak Jennie mengantri untuk membeli Kushikatsu. Cukup lama mereka mengantri karena begitu populernya  makanan ini di kalangan para turis. Sampai akhirnya Yuta mendapat giliran untuk mengambil kushikatsu kemudian membayarnya dan mengajak Jennie berjalan lagi ke toko pernak pernik. Mereka memakannya bersama di sepanjang jalan. Tak merasa mendapati barang yang sesuai seleranya Jennie kembali mengajak Yuta berjalan.

Kini mereka berhenti di sebuah kedai yang menjual Takoyaki. Jennie dengan bahasa Jepangnya yang baik berhasil membeli seporsi takoyaki disana. Mereka kembali makan takoyaki sambil berjalan.
“Hey dari tadi kita hanya makan dan makan. Ayo berhenti di toko oleh-oleh itu dan pilihkan yang bisa kubawa pulang ke Korea.” Jennie menunjuk salah satu toko oleh-oleh dari kejauhan.
Mereka tiba di toko oleh-oleh itu dan Yuta langsung menawarkan beberapa alternatif panganan khas Osaka.

“Kau bisa membeli beberapa Onigiri Senbei  dan Jagariko. Ah.. ambil juga kue Cigare ini, lalu ambil juga Puchipura ini. Kurasa kerabat perempuanmu akan sangat menyukai Puchipura.” Yuta memberikan penjelasan untuk masing-masing item yang ia masukkan dalam keranjang belanja.

Aigoo.. kau ini ternyata laki-laki yang detail ya. Pasti hal ini sering kau lakukan.” Jennie mengambil dalam jumlah yang sama untuk tiap item yang telah dipilihkan Yuta tadi.

“Hey itu tidak benar. Aku hanya baru beberapa kali membeli oleh-oleh untuk kerabatku ketika mengunjungi Korea.” Yuta membenarkan apa yang telah Jennie asumsikan.

Kini selesai sudah sesi berbelanja seluruh oleh-oleh yang Jennie inginkan. Mereka berjalan menuju luar area Shinsaibashi. Namun Jennie berhenti di sebuah toko aksesoris yang menjual beberapa pernak-pernik penghias ponsel dan aksesoris berupa gelang, kalung, anting dan sebagainya. Dengan teliti Jennie membeli beberapa anting yang menarik perhatiannya. Yeoja dengan baju bermotif kotak-kotak kuning itu telah berdiri di kasir untuk membayar beberapa anting dan kalung choker yang ia inginkan. Baru saja membayar barang belanjaannya ia mengurungkan diri untuk keluar dari toko. Perhatiannya beralih pada gelang yang banyak digantungkan disana.

“Hey sebentar, bagaimana kalau kita membeli gelang ini?”  Jennie menunjuk dua buah gelang dengan warna hitam dan putih.

“Hmm.. oke.. aku suka yang warna putih.” Yuta mengambil gelang tali warna putih dengan main point berbentuk lambang infinity di tenggahnya.

Jennie mengambil gelang warna hitam dan membawanya ke kasir. Ia memberikan uang untuk membayar kedua gelang itu sedangkan Yuta juga terlihat mengulungkan uang ke kasir yang sama.

“Kalian membeli gelang pasangan dan mengulungkan uang secara bersamaan. Kalian sungguh pasangan yang manis.” Kasir itu menerima uang Jennie dan memberikan gelang yang dibeli.

Sementara Jennie masih mencerna apa yang dikatakan pekerja kasir itu, Yuta lebih dulu tertawa dengan kencang.

“Kami bukan pasangan… hahaha…” Yuta menyangkal apa yang dikatakan pegawai kasir tadi.

Mendengar perkataan Yuta, Jennie baru tertawa dengan keras dan menyangkalnya dalam bahasa Korea. “Aniyaa kkkkkk~”

Kedua orang yang baru saja disangka sebagai sepasang kekasih itu keluar dari Shinsaibashi dengan mengendarai taxi kembali agar tidak terlambat sampai di Hotel. Tentu saja mereka masih mentertawai perkataan pekerja kasir di toko tadi. Perjalanan kembali ke hotel terasa begitu cepat.

“Hey jangan lupakan aku jika kita bertemu di Seoul nanti. Aku pergi!!” Jennie membuka pintu taxi dan segera menurunkan seluruh batrang belanjaannya.

“Dan jangan hilangkan gelang itu. Aku yang membelinya, sampai hilang kau harus ganti dengan barang yang sama persis!!” Jennie menambahkan peringatan setelah selesai menata barang belanjaannya.

Arraseo.. aku mengerti. Apa kau perlu bantuan membawa belanjaanmu itu?” Yuta menawarkan bantuan membawa belanjaan Jennie yang banyak itu.

Aniya~ tidak perlu ini cukup ringan. Gerigeo… jangan lupa untuk selalu menggunakan bahasa Korea ketika mengirim pesan singkat padaku.”

Arraseo~ Arraseo~… cepat masuk. Hubungi aku sesampainya di Korea. Okey?”

“Okey.. ppai ppai.” Jennie melambaikan tangan seraya membawa masuk seluruh belanjaannya ke ruangan hotel.

Jennie membuka pintu hotel menemukan keempat temannya meributkan packing seluruh barang bawaan mereka. Jisoo terlihat sedang memasukkan pakaian bawaannya ke dalam koper, Lisa dan Rose sedang meributkan penutup mata yang akan mereka gunakan selama tidur di pesawat. Sementara Miyeon sedang mengemasi alat mandinya ke dalam tas plastik.

Tak ingin ketinggalan, Jennie pun segera mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Ia memasukkan seluruh pakaiannya dalam satu koper, sementara koper lainnya ia gunakan untuk menyimpan oleh-oleh yang ia persiapkan oleh kerabatnya di Korea. Setelah mempersiapkan diri dan berganti pakaian, Jennie mengecek tiket pesawat seluruh teman-temannya dan menyerahkan pada salah seorang staff.

Eonni aku sedih kenapa liburan ini singkat sekali. Besok kita harus memulai latihan keras kembali.” Rose terlihat belum ingin meninggalkan kota Osaka.

“Kalau kita berlatih dengan keras saat debut nanti kita akan lebih sering keliling Jepang seperti Bigbang sonbaenim.” Jennie menghibur Rose yang hampir menangis.

“Eiyy tentu saja, mari berusaha keras saat telah sampai di Seoul nanti.” Jisoo pun turut menyemangati Rose yang sudah berkaca-kaca.

Tepat pukul 09.00 pm KST pesawat yang memuat Jennie dan teman-temannya telah tiba di Bandara Incheon. Mereka terlalu lelah untuk bermain dan langsung merebahkan badan begitu tiba di asrama mereka. Jennie teringat akan sesuatu dan segera membuka ponselnya. Ia terlalu malas untuk mengucapkan sesuatu dan hanya mengetik beberapa kata lalu mengirimnya.

Jennie menulis “Aku telah sampai di Korea!” lalu melanjutkan tidurnya kembali.

제니 : 한국이 왔어요!

Tak lama kemudian ponsel Jennie bergetar, namun ia sendiri terlalu lelah untuk membuka ponselnya kembali. Ia tertidur sampai esok hari giliran Lisa yang membangunkannya. Mereka segera bergegas menuju ke YG Building mengingat hari ini mereka akan mengadakan pertemuan dengan CEO YG Entertaintment, Yang Hyunsuk. Jennie memeriksa ponselnya sebelum berangkat dan menemukan sebuah pesan disana.

유타 : 수고했어요! (Good Job!)

Jennie seraya tersenyum melihat pesan itu dan membalasnya dengan mengirim sebuah sticker.
***

Tepat di hari itu mereka mereka mendapat kabar buruk, terlihat jelas dari raut wajah mereka ketika keluar dari gedung YG Entertaintment. Dorm yang mulanya berisi banyak trainee kini hanya tersisa empat trainee. Mereka dibagi menjadi dua team, pinkpunk dan future 2ne1. Kini team Jennie hanya berisi empat orang saja, ia sendiri, Jisoo, Lisa, dan Rose yang biasa mereka panggil Chaeyoung.

Lisa terlihat sedih, selain harus berpisah dengan Jinny dan Miyeon ia merasa akan kehilangan harapan jika tidak didebutkan juga. Sedangkan teman dekatnya, Bambam dan Sorn sudah memulai kehidupan mereka sebagai idol sejak kemarin. Jennie pun merasakan hal yang sama, ia hanya bisa menceritakan semuanya pada Chahee dan bermain-main dengan memberikan komentar pada foto yang diunggah Chahee di instagram.

Baru saja asik dengan akun instagramnya sebuah pesan masuk tertera pada layar ponsel Jennie.

유타 : 먹었어요? (Apa kamu sudah makan?)

제니 : .. 먹었어요! (Ya.. Aku sudah makan dengan baik!)

“Apa aku harus terus berbicara formal dengannya seperti ini kkkkk~” Jennie tertawa membaca percakapannya dengan Yuta yang selalu menggunakan bahasa formal.

Dua orang itu terus-terusan berbicara dalam bahasa formal, namun sepertinya mereka mulai akrab. Tibalah pada monthly evaluation bulan Desember dengan anggota empat orang. Mereka telah mempersiapkan dance move yang sangat cepat dan nyanyian akustik yang akan diiringi instrument gitar.

제니 : .. 떨려 ~ (Ah aku deg-degan)

유타 : 할수있어!! . (Kau pasti bisa!!)

Akhirnya mereka berhasil memberikan penampilan terbaik mereka, dalam ruangan terlihat ada beberapa senior mereka seperti B.I dan Junhoe. Mereka telah menunjukkan keberhasilan latihan mereka pada CEO mereka dan para team penilai. Seusai monthly evaluation Jennie terduduk di tepi kolam renang yang ada dalam gedung itu. Ia masih memainkan ponselnya sampai suara khas CEOnya datang menghampiri, mengagetkannya dan membuat ponselnya terjatuh ke dalam kolam.

Ah nde~” Jennie segera berdiri tanpa menghiraukan ponselnya yang telah tenggelam dalam kolam.

“Jennie-ya~ melihat hasil evaluasi team kalian tadi, sepertinya hari debut kalian akan semakin cepat. Beritau teman-temanmu untuk bersiap-siap melakukan kerjasama dengan Teddy.” Yang Hyunsuk memberikan pujiannya pada team Jennie.

Ah nde~ gamsahamida sajangnim. Kami akan bekerja lebih keras lagi.” Jennie tersenyum mendengar apa yang baru saja CEOnya katakan padanya.

Good!! Well done!” Yang Hyunsuk selesai memberikan kabar gembira pada Jennie kemudian pergi menuju ruangannya kembali.

Senyum di bibirnya hanya terkembang beberapa saat saja. Ia teringat akan ponselnya yang telah terjatuh dalam kolam. Yeoja itu turun ke dalam kolam untuk mengambil ponselnya. Mencoba menghidupkan ponselnya kembali, namun sayang ponsel itu sudah terlalu lama berinteraksi dengan air hingga tak bisa menyala kembali.

Aish jinjaaaaaa~” Jennie merutuki kecerobohannya sendiri.
***

Sudah sebulan sejak teasernya diunggah dan sehari semenjak video dance practicenya diunggah pula oleh YG Entertaintment. Kini seluruh persiapan debutnya dengan grup bernama BlackPink telah usai. Tinggal menunggu hari debutnya yang masih belum diumumkan oleh CEOnya ke publik. Jennie seluruh membernya memutuskan untuk menonton acara musik di televisi.

“Ayo kita nonton MCD!” Lisa mulai menyalakan televisi dan berebut remote dengan Rose.

“Minggir! Aku ingin nonton acara lain!” Rose pun begitu bersemangat mengalahkan Lisa.

Camkkaman!!” Jennie menghentikan keributan kedua magnae itu.

Ia menghentikannya karena merasa ada yang tak asing dengan salah seorang namja dari grup yang sedang diwawancarai oleh MC. Ia merasa familiar melihat wajah seorang namja dengan rambut keriting menyerupai mie goreng. Namun ia ragu dengan tebalnya riasan di wajah namja itu. Kini keraguannya telah terjawab ketika namja itu memperkenalkan diri.

Annyeonghaseyo NCT 127 Yuta imnida!”

“Apa?? Apa tadi dia bilang, namanya Yuta? Jadi selama ini yang dia bilang belajar itu belajar dengan menjadi trainee di agensi SM Entertaintment??”

-TBC-
 

ACE's B-Golds JackVIP Copyright © 2011 Designed by Dita Blogger Template Sponsored by web hosting