Tittle |
WIWYG Part 3 - Something
|
Author | HalfAngel |
Main Cast | Lalisa Manoban as Lalice |
Goo Junhoe (Junhoe) as Goo Junhoe (Junhoe) | |
Kim Donghyuk (Donghyuk) as Kim Donghyuk (Donghyuk) | |
Other Cast | iKon member and Pink Punk member |
Special Cameo | Yang Hyunsuk CEO |
Chonnasorn Sajakul (Sorn) as Sorn | |
Genre |
Friendship, Rommance,
Hurt (maybe)
|
Length | Triology + Epilog |
Rating | T |
Summary |
“I don’t want to show you the tears I held back Was
the love I gave a joke to you?”
|
“Don’t
you look into my eyes and lie again… I’m sick of being alone. Drop it!”
terdengar suara music dari ruang latihan dance.
“Ya!
kau yakin monthly evaluation kali ini akan melakukan dance ini?” Jinny
menanyakan keraguannya pada Lalice.
“Sebenarnya
aku tidak yakin, tapi aku ingin melakukannya. Aduh tapi bagaimana ya? Ini kan
bukan konsep YG New Girl. Aduh aku bingung!! Leadernim bagaimana menurutmu?”
Lalice berganti menanyai Jennie.
“Kurasa
untuk dance tidak masalah, tapi kita bisa menyiasatinya dengan kostum yang
tidak identik dengan lagu ini. Umm… kita gunakan saja kostum dengan tema lagu
Girl’s Day sunbaenim yang lain, Darling costume concept misalnya. Bagaimana?” Jennie memberikan
pendapatnya dan segera meminta pendapat member lainnya.
“Aku
setuju, itu lebih sesuai dengan konsep YG New GG yang CEO sering katakana di
tiap interviewnya.” Chaeyoung menyetujui usulan Jennie.
“Aku
setuju!!!” ucap kelima member lainnya.
Mereka
tidak pernah lelah untuk terus mencoba hal-hal baru dalam tiap monthly
evaluation. Bahkan setelah tiga tahun lamanya setelah teaser ‘Who is that girl’
dikeluarkan oleh YG. Mereka tak pernah menyerah untuk mengejar impian mereka
debut sebagai girlgroup dibawah label YG Entertaintment. Hari-hari yang telah
mereka habiskan bersama akan memperkuat keinginan mereka. Walaupun teman-teman
Lalice yang berjuang bersama-sama dari Thailand telah debut terlebih dahulu, ia
juga tak akan menyerah begitu saja hanya karena waktu.
Beberapa
minggu telah berlalu semenjak Lalice memberikan keputusan. Kini ia lebih mudah
tersenyum, daripada kemarin saat hari-harinya bahkan serasa seperti di dalam
neraka. Seutas senyum tak pernah tersungging di bibirnya, berbeda dengan saat
ini. Perasaan lega dan freedom membuatnya merasa lebih nyaman. Bahkan jika ia
hanya sendirian, ia merasa lebih damai daripada dihinggapi perasaan bersalah
seperti kemarin.
7168k0
New BBM Invite – muncul sebuah notifikasi dari notification bar ponsel Lalice.
“Huh,
siapa ini?” dengan penasaran Lalice membuka notifikasi tersebut, muncul nama
Kim Donghyuk disana.
“Oh…
dia, hmm bagaimana dia bisa menginviteku?” Lalice mengaccept sambil sedikit
berfikir.
Kim
Donghyuk : Hey siang.
Lalisa
Panpriya : Hey siang juga.
Kim
Donghyuk : Bagaimana harimu?
Lalisa
Panpriya : Hmm… cukup menyenangkan. Umm geundae bagaimana kau bisa tau pin
bbmku?
Kim
Donghyuk : Oh, itu aku dapatkan dari pria yang mengkoleksi seluruh pin bbm yeoja yang ada di Thailand
maupun Korea haha.
Lalisa
Panpriya : Oh dia. Geundae kenapa kau tiba-tiba menghubungiku?
Kim
Donghyuk : Kenapa kau tak mau menyebut namanya? Aniya… kita kan satu perjuangan
untuk debut dibawah label YG, memangnya salah jika aku menghubungimi? Kita kan
YG Family.
Lalisa
Panpriya : Huh, aku malas menyebut nama itu. O gitu, kirain ada hal penting.
Kim
Donghyuk : Memang segitu dendamnya kau pada Bambam ha? Tapi kau nggak alergi
memanggil namaku kan? Haha
Lalisa
Panpriya : Jangan pernah sebut nama itu didepanku! Kita kan nggak saling
mengenal, bagaimana aku mau menyebut namamu? Ahaha
Kim
Donghyuk : Oke, kalau begitu ayo kita berkenalan.
Mereka
melanjutkan obrolan mereka, bahkan saking asiknya mereka mengobrol sampai
tenggah malam pun tek terasa. Miyeon kerap mengusili dan meledek Lalice yang
kerap tidur tengah malam. Tapi entahlah ada saja hal-hal kecil yang bisa mereka
jadikan sebagai bahan pembicaraan. Misalnya saja Malam itu, Lalice menceritakan
bagaimana ia sangat mencintai ibunya. Termasuk hal yang membuatnya sangat
menyayangi ibunya diatas apapun di dunia ini.
Bukan
hal aneh jika mungkin orang-orang yang tau setengah-setengah tentang Lalice
akan menilai jika yeoja itu terkesan sangat mendewakan ibunya. Sebenarnya
Lalice memang tidak mendewakan ibunya, melainkan ada sesuatu yang bisa
membuatnya begitu mencintai ibunya. Karena hanya ialah yang tau apa yang ibunya
lakukan untuk membesarkannya. Apa yang telah ibunya korbankan untuk bisa
menjadikan Lalice kecil yang tidak tau apa-apa bisa menjadi Lalice yang
sekarang. Termasuk Junhoe yang hanya tau setengah dari cerita Lalice, namja itu
menilai Lalice orang jahat yang sangat mendewakan ibunya untuk menolak
kehadiran wanita lain disisi ayahnya.
“Perjalanan
hidup yang kualami… Kau tak akan pernah tau bagaimana menjadi aku kan? Jangan
pernah sok mengguruiku dan menilaiku buruk jika kau tak tau apa yang disebut
penderitaan.” batin Lalice mengingat beberapa tweet Junhoe yang ia rasa
ditujukan padanya.
Walaupun
Lalice menceritakannya lewat ponsel bukan lewat kata-kata langsung, ia selalu
saja menitihkan air mata jika itu menyangkut tentang ibunya. Ia sangat
mengingat dulu tiga bulan setelah ayah dan ibunya bercerai ia menangis tersedu
sedu didepan sahabat lamanya semasa smp. Bukan karena mengingat perpisahan ayah
dan ibunya, tapi karena pengkhianatan yang ayahnya lakukan. Kala itu ia masih
berusia 13 tahun dan masih seperti kanvas kosong yang jika ada sesuatu hal
buruk yang mengotorinya, maka akan mengubah kanvas itu menjadi sampah.
“Terkadang
untuk menjadi tokoh protagonis yang hanya ditemui di akhir cerita, kita harus
menjadi tokoh antagonis di dalam cerita yang sedang menyamar kan?” Lalice
mengetikkan rangkaian kata-kata itu dalam akun twitternya.
***
Untuk
mengusir kebosanannya Lalice mendengarkan beberapa lagu yang ada dalam playlistnya.
Beberapa lagu berbahasa Inggris yang sering ia jadikan referensi untuk mengukur
kemampuan vokalnya. Ada lagu Demi Lovato-Let It Go, Mandy Moore-Only Hope, Tamia-Almost, Adele -
Rolling in the deep dan Jason Derulo-Marry Me. Bodohnya ia lupa mematikan fitur
‘Show What I’m Listening To’ pada bbmnya. Alhasil semua orang tau lagu apa saja
yang baru ia dengarkan.
Semua
orang tau lagu yang telah ia dengarkan termasuk Donghyuk yang langsug memberi
komentar “Tunggu aku berlutut di depanmu dengan membawa bunga mawar merah
untukmu.”
“Apaan
sih jangan ngawur.” balas Lalice.
Mereka
masih terus saja membicarakan hal-hal tidak penting.
Kim
Donghyuk : Hey memangnya setelah kau debut, mau kau apakan uang-uangmu?
Lalisa
Panpriya : Aku hanya ingin menghabiskannya untuk menonton konser :p
Kim
Donghyuk : Ya! Bagaimana bisa kau tidak memikirkan masa depan anak-anakmu
kelak.
Lalisa
Panpriya : Hmm… kan ayahnya yang menafkahi, ibunya mau berbelanja dan nonton
konser sepuasnya. Haha
Kim
Donghyuk : Eiyy bagaimana bisa mamanya mata duitan sepertimu?
Lalisa
Panpriya : Memangnya mamanya siapa huh??
Kim
Donghyuk : Mama dari anak-anakku. Haha…. Memangnya kau mau punya anak berapa?
Lalisa
Panpriya : Umm… setelah kupikir-pikir akan sangat menggemaskan jika nanti aku
punya dua anak, tapi kedua anak itu kembar. Satu namja satunya lagi yeoja.
Aigooo gwiyeowo…. :*
“Mati
aku!! Salah pakai emot.” teriak Lalice saking kagetnya tak meneliti kecerobohan
jempolnya.
“Hayooo….
Salah pakai emot apa?” goda Miyeon yang berada satu kamar dengannya.
“Aniya!!!”
jawab Lalice sewot.
Kim
Donghyuk : O begitu. Gurae, aku akan mendoakannya. Aku yang berdoa, kau yang
mengamini.
Lalisa
Panpriya : Haha babo!
Pembicaraan
mereka memang tidak ada hentinya hingga pada satu hari tiba-tiba Donghyuk tak
merespon sama sekali. Berkali-kali dengan gelisah Lalice mencoba menghubungi
Donghyuk, ia panggil berulang-ulang bahkan ia ping berulang-ulang pun hasilnya
sama. Taka da respon. Lalice menyerah, hampir tengah malam dan notifikasi masih
‘Delivered’. Lalice menggeletakkan ponselnya tanpa mematikan paket data, tak
seperti biasanya. Karena ia masih berharap aka nada notifikasi masuk ketika ia
mengecek ponselnya nanti.
“Geez…
apa-apaan sih tidur Lisa! Tidur!” Lalice terus mencoba memejamkan matanya.
Tak
seperti biasanya, Lalice yang selalu bangun terakhir diantara seluruh member
kini bangun paling pagi. Ia masih menantikan notifikasi yang tak kunjung masuk
ke ponselnya. Dengan mata yang masih mengantuk ia membuka aplikasi chatting itu
karena tak menemukan satupun notifikasi muncul di notification bar. Ia hanya
melihat tanda itu masih belum berubah dari tanda ‘Delivered’ dan langsung
membuka tab ‘Feeds’ yang berada disebelah tab ‘Chats’. Terus melakukan
scrolling sambil melihat satu per satu, ia berhenti pada sebuah foto. Lalice
mengucek matanya untuk mempertajam pengelihatannya.
“Mwoya?”
tak terasa tetes air mata mengaliri pipi Lalice.
Suara
Lalice terdengar serak, ia masih berkonsentrasi melihat foto itu terpampang
jelas menjadi display picture namja dengan display name Kim Donghyuk. Tangannya
bergetar melakukan scroll sekali lagi, kini terlihat jelas namja dengan display
name Kim Donghyuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk gambar yeoja yang ia
jadikan display picture. Yepp, gambar yeoja asia sedang mencium sebuklet bunga
mawar merah yang wajahnya memang tak asing lagi baginya.
“Sorn?”
ucap Lalice serak sembari menghapus air matanya kasar.
Dengan
cepat ia segera menghubungi temannya yang ada di Thailand.
Lalisa
Panpriya : Khun-Natt aku ingin menanyakan sesuatu. Apa Sorn pergi berkencan
dengan pria Korea?
Natte
Naul : Hmm setauku ia masih berkencan dengan Donghyuk. Memangnya kenapa? Apa
ada pria lain yang sedang mengaguminya sekarang?
Lalisa
Panpriya : Hehe thanks khun. Eiyy itu rahasia.
Natte
Naul : Hey tidak ada rahasia-rahasiaan!!
Lalice
kini hanya bisa kembali membungkus tubuhnya dengan selimut, ia tak berniat sama
sekali untuk beraktivitas pagi ini. Untuk beberapa alasan ia tak kunjung bangun
hingga beberapa member meneriakinya agar segera bangun. Tapi itu tak mempan
sama sekali, Lalice semakin menenggelamkan tubuhnya dalam selimut.
Sebuah notifikasi masuk tapi Lalice sama
sekali tak berniat untuk membacanya, karena dia sudah tau siapa yang
menghubunginya. Beberapa saat setelah ia mendiamkan ponselnya ia akhirnya
membuka notifikasi dari Kim Donghyuk. Tanpa basa-basi Lalice langsung
menanyakan hubungannya dengan Sorn. Tepat saat itu Donghyuk menjawab jika
memang mereka masih berkencan.
Tentu saja Lalice sangat kecewa, untuk
apa Donghyuk memperlakukannya seakan ia akan menjadi suaminya nanti jika saat
ini saja ia masih berkencan dengan yeoja lain. Donghyuk melakukan pembelaan
terhadap dirinya dengan mengatakan jika ia merasa kesepian selalu ditinggal
Sorn. Namja itu juga mengatakan tidak ada yang salah, Lalice juga tak salah
mengartikan perhatiannya karena Donghyuk memang menyukai Lalice.
Lalisa Panpriya : Kau tau kan, Sorn
lebih cantik dan lebih beruntung. Untuk apa kau memperlakukanku seperti ini
huh. Kukira kau berbeda dengan namja itu, tapi nyatanya kau justru lebih parah.
Oh tapi ada satu kalimat yang ingin kuberikan padamu ‘Terimakasih untuk
membuatku berhasil menghapus satu nama yang bahkan Bambam tak bisa membentuku menghapusnya,
thanks’
Kim Donghyuk : Maaf dan terimakasih.
“Maaf dan terimakasih?” ucap Lalice
membaca chat terakhir mereka.
“Oh jadi kau ingin mengucapkan
terimakasih untuk hampir merubahku menjadi bitch yang sangat kubenci.
Gwaenchana, mungkin ini balasan Tuhan atas perlakuanku pada Bambam.” Lalice
membatin dan mengartikan kalimat itu dalam benaknya.
Untuk masalah ini Lalice bahkan tak bisa
menceritakannya pada siapapun, yeah dia menjaga rahasia ini rapat-rapat karena
tak ingin seorang pun tau ia pernah masuk dalam kehidupan Donghyuk. Dia sendiri
tak mungkin menceritakan semua ini pada teman-teman satu grupnya karena mereka
semua mengenal sosok Donghyuk.
Satu hal yang paling Lalice benci di
dunia ini adalah ‘orang ketiga’, karena Lalice sendiri pernah tau bagaimana
ibunya mengumpat, menghina dan memaki orang yang menghancurkan pernikahan ibu
Lalice dan ayah Lalice. Ia tak pernah ingin menjadi perempuan berengsek seperti
itu. Maka dari itu, seberapa besar ia telah menumbuhkan benih yang telah ia
tanam saat benih itu bahkan belum menghasilkan buah ia harus segera
mengacak-acak ladang agar pertumbuhan benih itu terhenti.
Tapi entah bagaimana beberapa minggu
telah berlalu, Donghyuk kembali menghubungi Lalice. Hanya percakapan wajar
tanpa ada bumbu-bumbu seperti kemarin. Tiba-tiba Donghyuk memberikan sebuah
voice note, namja itu menyanyikan sebuah lagu Wait for Me.
“kkume geudaewa soneul japgo hamkkehajyo
janinhage nan haega tteumyeon insareul
hajyo
begael jeoksimyeo”
“oh neowa na
gateun haneul arae isseodo mannal sun
eobtjiman
nareul mideojwo I’ll be there for you”
Lalisa Panpriya : Untuk apa kau
menyanyikan lagu itu?
Kim Donghyuk : Bukan untuk apa-apa, aku
hanya karena aku ingin bernyanyi.
“Cih... apa yang kau maksud hanya ingin,
dasar!” maki Lalice kemudian menyimpan ponselnya kembali.
“Lisa-ya ayo konsentrasi, besok hari
penilaian!” Jennie mengkoreksi gerakan Lalice yang salah.
“Ah, ne arraseo leadernim.” jawab Lalice
tak begitu bersemangat.
Mereka terus melatih kemampuan mereka
untuk bisa lebih unggul dari monthly evaluation bulan lalu. Tak hanya dance,
tapi kemampuan vokal juga mereka tingkatkan agar bisa mendapat pujian dari
juri-juri yang diundang untuk menilai kemampuan mereka.
***
Lalice memandangi foto Sorn yang ia
kenal dulu, dia memang tak begitu dekat dengan Sorn tapi sudah mengenal Sorn
sejak lama. Perasaan bersalahnya pada Sorn semakin menjadi-jadi.
“Bagaimana bisa aku tidak menyadari hal
ini, kukira dia berani mendekatiku karena kukira kalian sudah tak bersama.
Bagaimana ini? Apakah aku teman yang jahat?” Lalice merenungi perbuatannya.
“Hey jangan terus-terusan menyalahkan
dirimu! Menangis tak akan mengubah apapun Lisa-ya.” Jisoo membuyarkan lamunan
Lalice.
“Unnie....” Lalice tersadar dari
lamunannya.
“Kau ini bagaimana sih, bukankah memang
kau tak tau. Kenapa masih terus-terusan menyalahkan dirimu sendiri.” Jisoo
merasa empati melihat raut wajah Lalice sama seperti yang dulu saat ia
kehilangan Junhoe.
“Unnie, bukankah aku tak menceritakan
apapun.” Lalice bingung merasa tak pernah menceritakan apapun pada Jisoo.
“Lihat saja wajahmu itu, apa kau masih
kepikiran Junhoe?” Jisoo mengasumsikan Lalice kembali teringat perasaanya saat
kehilangan Junhoe.
“Aa... begitu rupanya.” Lalice lega jika
Jisoo tak tau apapun tentang Donghyuk.
“Umm... geundae foto siapa itu? Temanmu?
Kenapa kau tadi menyebut teman yang jahat?” kini Jisoo beralih menginterogasi
Lalice.
“Ah ani... Iya dia temanku, aku tadi
mengatakannya karena aku lupa hari ulang tahunnya. Bahkan untuk mengirim ucapan
selamat ulang tahun pun sudah terlambat.” jawab Lalice berbohong.
“Oh begitu, kenapa kau tak mengirimkan
hadiah ulang tahun saja? Walaupun itu terlambar setidaknya kau bisa mengurangi
rasa bersalahmu kan.” Jisoo memberikan sarannya.
“Ah tentu saja.” Lalice menjawab
sekenanya.
“Maafkan aku unnie, aku terpaksa
membohongimu.” batin Lalice kembali melihat foto Sorn.
Teringat akan voice note berisi lagu
yang telah ia dengarkan, Lalice kembali memutar dan mendengarkannya. Ia masih
bingung, alasan apa Donghyuk mengirimkan voice note itu padanya. Kini ia
beralih pada sebuah aplikasi dengan gambar mic. Ia membuka aplikasi itu,
kemudian Lalice menyanyikan lagu yang termasuk dalam salah satu lagu
favoritenya. Sebuah lagu yang pernah Suzy nyanyikan dalam drama berjudul Dream
High. Lagu yang aslinya dinyanyikan oleh Mandy Moore dengan judul Only Hope.
“So
I lay my head back down
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you're my only hope”
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you're my only hope”
“I
give you my destiny, I'm giving you all of me
I want your symphony
Singing in all that I am at the top of my lungs
I'm giving it back~~”
I want your symphony
Singing in all that I am at the top of my lungs
I'm giving it back~~”
Yeoja itu kembali membuka aplikasi
chatting favoritenya, langsung terbuka tab Chats. Mencari-cari percakapannya
dengan namja berdisplay name Kim Donghyuk. Tapi kemudian ia menekan tombol
back, Lalice tak jadi mengirimkan rekaman suaranya setelah melihat display
picture namja yang dimaksud. Bagaimana tidak, Donghyuk menggunakan display
picture fotonya yang sedang bersama Sorn.
“Bodohnya aku, sebuah lagu tak akan
mengartikan apapun. Sebuah lagu tak akan merubah apapun.” Lalice kembali
menyimpan ponselnya.
Sedetik kemudian ia kembali membuka
aplikasi tadi dan mencari kontak adiknya. Merasa hasil nyanyiannya akan
sia-sia, Lalice memutuskan untuk mengirimkan suaranya yang sedang menyanyikan
lagu Only Hope pada adiknya sendiri.
Lalisa Panpriya : Hey dengarkan
baik-baik, aku menyanyikan lagu ini dengan bersungguh sungguh.
Beberapa saat kemudian adik Lalice
memberikan komentar “Untuk apa kakak menyanyikan lagu ini untukku? Hahaha.....”
“Eish dasar!” Lalice menggerutu kembali
menyimpan ponselnya dengan senyuman.
Malam ini seluruh member pulang lebih
awal karena kemarin telah menjalani monthly evaluation. Tidak ada kegiatan
spesial yang mereka lakukan, hanya menonton TV, makan dan bercanda. Kali ini
mereka melihat variety show yang tak menguras pikiran seperti jika menonton
drama. Mereka menonton acara yang banyak digemari orang-orang di seluruh Korea,
Beatles Code.
Saat itu seorang MC mengatakan “Setia
itu mahal, makannya tak dimiliki orang murahan.”
Hanna langsung memberikan komentar
“Ahaha benar sekali, aku harus mengganti personal message ku saat ini juga.”
“Eiyy kau terlalu berlebihan unnie.”
Jinny hanya bisa membiarkan Hanna melakukan apa yang ia inginkan.
“Ya kenapa banyak orang memenuhi tab
Feedsku dengan kata-kata itu.” gerutu Lalice.
Lalice memberikan komentar pada personal
message Donghyuk.
Lalisa Panpriya : Lagi nonton Beatles
Code ya?
Kim Donghyuk : y
“Huh, apa-apaan sombong sekali kau.
Lihat saja, lain kali jika kau mencariku aku akan menghiraukanmu!!!” rutuk
Lalice sebal dengan jawaban Donghyuk
***
Hari berganti minggu, minggu berganti
bulan. YG tiba-tiba mengadakan evaluasi serentak untuk seluruh trainee. Bukan
hanya trainee group, tapi juga trainee personal.
“Kalian tau kan sudah banyak girl group,
boy group, soloist dan masih banyak lainnya telah melakukan debut di tahun 2015
ini.” YG CEO memulai pidatonya.
“Kali ini aku akan menetapkan siapa dari
kalian yang berhak melakukan publikasi sebagai seorang YG trainee. Maksudnya
salah satu diantara kalian akan muncul di teaser untuk produk kita N0NA90N.” Kini
YG CEO membicarakan tujuannya mengumpulkan seluruh trainee untuk monthly
evaluation kali ini.
“Aku yakin, kau pasti akan dipilih Lisa-ya.”
Jennie menyemangati salah satu membernya.
Dan seperti dugaan banyak orang, Lalice
terpilih menjadi salah satu model untuk N0NA90N bersama Kim Hanbin dan Kim
Bobby. Jisoo terpilih untuk menjadi model dari produk Samsonite Red dan akan
dipasangkan dengan Lee Min Ho sunbaenim. Sementara itu, yang lain masih harus
menunggu untuk project selanjutnya.
Monthly evaluation selesai dan Lalice
bermaksud pergi ke toilet. Dan ketika ia keluar dari toilet ia harus melihat
secara langsung wajah seseorang yang telah membuatnya kecewa.
“Lisa-ya selamat kau terpilih.” ucap
Donghyuk bersemangat.
“Ah gomawo, maaf aku buru-buru.
Teman-temanku pasti sudah menunggu di mobil.” Merasa tak cukup baik-baik saja
untuk melihat mata Donghyuk, Lalice segera pergi. Tapi tangan Lalice ditahan
Donghyuk.
“Kajima... ada yang ingin aku
bicarakan.” Donghyuk menahan tangan Lalice kuat-kuat.
“Ya! Apa yang kau lakukan?” Lalice
mencoba melepaskan cengkraman tangan Donghyuk yang begitu kuat.
“Hey, ada apa ini.” sapa sebuah suara
yang sangat dikenali keduanya.
“Junhoe-ssi...” Lalice sedikit berteriak
memanggil nama namja yang datang.
Seiring dengan kedatangan Junhoe,
Donghyuk melepaskan tengan Lalice. Tapi dengan amarah yang sangat membara,
Lalice menampar keras pipi Donghyuk.
“Hey, jangan kau kira aku pernah
melakukan kesalahan sekali aku akan terus mengulanginya. Aku sudah menyadari
kesalahanku untuk tak mendekati orang yang salah. Jangan pernah kau ganggu aku
lagi.” Lalice berlari menuju tempat parkir dengan air mata yang semakin deras
mengalir di kedua pipinya.
“Apa yang terjadi?” Junhoe bingung
menyaksikan kejadian tak terduga yang baru saja terjadi di depan matanya.
***
Kejadian itu berlalu bagaikan angin
lalu, Lalice telah menyadari kesalahannya dan ia juga telah menerima balasan
yang setimpal akan kesalahan yang ia perbuat. Kini ia sangat menghargai setiap
‘Me Time’ yang ia dapatkan.
“Lebih baik aku tenggelam dalam
kesendirian daripada terus mengusahakan kesalahan yang tak kunjung ada
benarnya.” ucap Lalice mengingat setiap kegagalan yang telah ia alami.
Ia mengambil ponselnya dan menghubungi
ibunya.
“Ibu... aku dibohongi laki-laki lagi.”
ucap Lalice begitu mendengar suara Hallo tanda ibunya telah mengangkat
panggilan.
“Kali ini apa lagi?” jawab suara di
seberang panggilan.
“Aku hampir dijadikan wanita jahat untuk
temanku sendiri, bu. Bukankah hal ini lebih jahat jika dibandingkan dengan
laki-laki kedua yang menganggapku ada setelah aku jadi trainee YG
Entertaintment?” Lalice menjawab dengan gelak tawa di akhir jawabannya.
“Ibu kan sudah bilang, hati-hati
mengambil keputusan. Jangan diulangi lagi, ibu tidak mau mendapat laporan kau
menangis karena dicampakkan pria lagi.”
“Emp... aku tau bu, aku tak mau
mengulangi kesalahan ini.” Lalice menjawab nasihat ibunya dengan senyum lebar.
Lalice menutup teleponnya dan membuka
sebuah kotak berisi kumpulan barang-barang yang pernah ibunya pakai. Mengambil
sebuah foto, foto keluarga mereka saat ia masih kecil. Memandanginya dan
berfikir sejenak. Setelah selesai memandangi foto itu, ia pergi ke sebuah caffe
di ujung jalan dorminitory. Segera memesan kopi favoritenya kemudian memaasang
headpone di kedua daun telinganya.
“Hey kau datang duluan.” sapa seseorang
yang berjalan menuju meja Lalice.
“Tentu saja... kau itu kebanyakan tidur,
makannya tak pernah datang tepat waktu. Cepat pesan minumanmu!” Lalice sibuk
menceramahi orang yang kini duduk di depannya.
Orang itu telah selesai memesan minuman
yang ia inginkan. Mereka kembali membicarakan hal-hal yang tidak penting
sembari menyeruput minuman yang telah mereka pesan.
“Teaser N0NA90N yang kau lakukan bersama
hyungdeul menarik banyak perhatikan.” Namja itu memberikan pujian pada Lalice.
“Ah, nggak juga. Banyak yang melihatnya
karena B.I dan Bobby oppa yang ada di teaser.” Lalice menjawab cukup santai.
“O iya kali ini biar aku yang bayar,
bukankah aku pernah berhutang satu minuman padamu haha...” Lalice mengingatkan
kejadian beberapa bulan yang lalu.
“Haha tentu saja, siapa yang lupa.”
Junhoe tertawa mengingat ia pernah memberikan Lalice soft drink sebagai hutang.
“Hey tentu saja, kita kan teman.” Lalice
mengangkat jari kelingkingnya seakan sedang membuat janji.
“Tentu saja teman.” Junhoe juga
mengangkat jari kelingkingnya dang meningkarkan di jari kelingking Lalice.