Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Rabu, 05 Agustus 2015

[Triology] WIWYG Part 3 - Something

Diposting oleh Unknown di 11.50



Tittle
WIWYG Part 3 - Something
Author  HalfAngel
Main Cast Lalisa Manoban as Lalice

Goo Junhoe (Junhoe) as Goo Junhoe (Junhoe)

Kim Donghyuk (Donghyuk) as  Kim Donghyuk (Donghyuk)
Other Cast iKon member and Pink Punk member
Special Cameo Yang Hyunsuk CEO

Chonnasorn Sajakul (Sorn) as Sorn
Genre
Friendship, Rommance, Hurt (maybe)
Length Triology + Epilog
Rating T
Summary
I don’t want to show you the tears I held back Was the love I gave a joke to you?”




“Don’t you look into my eyes and lie again… I’m sick of being alone. Drop it!” terdengar suara music dari ruang latihan dance.


“Ya! kau yakin monthly evaluation kali ini akan melakukan dance ini?” Jinny menanyakan keraguannya pada Lalice.

“Sebenarnya aku tidak yakin, tapi aku ingin melakukannya. Aduh tapi bagaimana ya? Ini kan bukan konsep YG New Girl. Aduh aku bingung!! Leadernim bagaimana menurutmu?” Lalice berganti menanyai Jennie.

“Kurasa untuk dance tidak masalah, tapi kita bisa menyiasatinya dengan kostum yang tidak identik dengan lagu ini. Umm… kita gunakan saja kostum dengan tema lagu Girl’s Day sunbaenim yang lain, Darling costume concept  misalnya. Bagaimana?” Jennie memberikan pendapatnya dan segera meminta pendapat member lainnya.

“Aku setuju, itu lebih sesuai dengan konsep YG New GG yang CEO sering katakana di tiap interviewnya.” Chaeyoung menyetujui usulan Jennie.

“Aku setuju!!!” ucap kelima member lainnya.

Mereka tidak pernah lelah untuk terus mencoba hal-hal baru dalam tiap monthly evaluation. Bahkan setelah tiga tahun lamanya setelah teaser ‘Who is that girl’ dikeluarkan oleh YG. Mereka tak pernah menyerah untuk mengejar impian mereka debut sebagai girlgroup dibawah label YG Entertaintment. Hari-hari yang telah mereka habiskan bersama akan memperkuat keinginan mereka. Walaupun teman-teman Lalice yang berjuang bersama-sama dari Thailand telah debut terlebih dahulu, ia juga tak akan menyerah begitu saja hanya karena waktu.

Beberapa minggu telah berlalu semenjak Lalice memberikan keputusan. Kini ia lebih mudah tersenyum, daripada kemarin saat hari-harinya bahkan serasa seperti di dalam neraka. Seutas senyum tak pernah tersungging di bibirnya, berbeda dengan saat ini. Perasaan lega dan freedom membuatnya merasa lebih nyaman. Bahkan jika ia hanya sendirian, ia merasa lebih damai daripada dihinggapi perasaan bersalah seperti kemarin.

7168k0 New BBM Invite – muncul sebuah notifikasi dari notification bar ponsel Lalice.

“Huh, siapa ini?” dengan penasaran Lalice membuka notifikasi tersebut, muncul nama Kim Donghyuk disana.

“Oh… dia, hmm bagaimana dia bisa menginviteku?” Lalice mengaccept sambil sedikit berfikir.

Kim Donghyuk : Hey siang.

Lalisa Panpriya : Hey siang juga.

Kim Donghyuk : Bagaimana harimu?

Lalisa Panpriya : Hmm… cukup menyenangkan. Umm geundae bagaimana kau bisa tau pin bbmku?

Kim Donghyuk : Oh, itu aku dapatkan dari pria yang mengkoleksi  seluruh pin bbm yeoja yang ada di Thailand maupun Korea haha.

Lalisa Panpriya : Oh dia. Geundae kenapa kau tiba-tiba menghubungiku?

Kim Donghyuk : Kenapa kau tak mau menyebut namanya? Aniya… kita kan satu perjuangan untuk debut dibawah label YG, memangnya salah jika aku menghubungimi? Kita kan YG Family.

Lalisa Panpriya : Huh, aku malas menyebut nama itu. O gitu, kirain ada hal penting.

Kim Donghyuk : Memang segitu dendamnya kau pada Bambam ha? Tapi kau nggak alergi memanggil namaku kan? Haha

Lalisa Panpriya : Jangan pernah sebut nama itu didepanku! Kita kan nggak saling mengenal, bagaimana aku mau menyebut namamu? Ahaha

Kim Donghyuk : Oke, kalau begitu ayo kita berkenalan.

Mereka melanjutkan obrolan mereka, bahkan saking asiknya mereka mengobrol sampai tenggah malam pun tek terasa. Miyeon kerap mengusili dan meledek Lalice yang kerap tidur tengah malam. Tapi entahlah ada saja hal-hal kecil yang bisa mereka jadikan sebagai bahan pembicaraan. Misalnya saja Malam itu, Lalice menceritakan bagaimana ia sangat mencintai ibunya. Termasuk hal yang membuatnya sangat menyayangi ibunya diatas apapun di dunia ini.

Bukan hal aneh jika mungkin orang-orang yang tau setengah-setengah tentang Lalice akan menilai jika yeoja itu terkesan sangat mendewakan ibunya. Sebenarnya Lalice memang tidak mendewakan ibunya, melainkan ada sesuatu yang bisa membuatnya begitu mencintai ibunya. Karena hanya ialah yang tau apa yang ibunya lakukan untuk membesarkannya. Apa yang telah ibunya korbankan untuk bisa menjadikan Lalice kecil yang tidak tau apa-apa bisa menjadi Lalice yang sekarang. Termasuk Junhoe yang hanya tau setengah dari cerita Lalice, namja itu menilai Lalice orang jahat yang sangat mendewakan ibunya untuk menolak kehadiran wanita lain disisi ayahnya.

“Perjalanan hidup yang kualami… Kau tak akan pernah tau bagaimana menjadi aku kan? Jangan pernah sok mengguruiku dan menilaiku buruk jika kau tak tau apa yang disebut penderitaan.” batin Lalice mengingat beberapa tweet Junhoe yang ia rasa ditujukan padanya.

Walaupun Lalice menceritakannya lewat ponsel bukan lewat kata-kata langsung, ia selalu saja menitihkan air mata jika itu menyangkut tentang ibunya. Ia sangat mengingat dulu tiga bulan setelah ayah dan ibunya bercerai ia menangis tersedu sedu didepan sahabat lamanya semasa smp. Bukan karena mengingat perpisahan ayah dan ibunya, tapi karena pengkhianatan yang ayahnya lakukan. Kala itu ia masih berusia 13 tahun dan masih seperti kanvas kosong yang jika ada sesuatu hal buruk yang mengotorinya, maka akan mengubah kanvas itu menjadi sampah.

“Terkadang untuk menjadi tokoh protagonis yang hanya ditemui di akhir cerita, kita harus menjadi tokoh antagonis di dalam cerita yang sedang menyamar kan?” Lalice mengetikkan rangkaian kata-kata itu dalam akun twitternya.

***

Untuk mengusir kebosanannya Lalice mendengarkan beberapa lagu yang ada dalam playlistnya. Beberapa lagu berbahasa Inggris yang sering ia jadikan referensi untuk mengukur kemampuan vokalnya. Ada lagu Demi Lovato-Let It Go, Mandy Moore-Only Hope, Tamia-Almost, Adele - Rolling in the deep dan Jason Derulo-Marry Me. Bodohnya ia lupa mematikan fitur ‘Show What I’m Listening To’ pada bbmnya. Alhasil semua orang tau lagu apa saja yang baru ia dengarkan.

Semua orang tau lagu yang telah ia dengarkan termasuk Donghyuk yang langsug memberi komentar “Tunggu aku berlutut di depanmu dengan membawa bunga mawar merah untukmu.”

“Apaan sih jangan ngawur.” balas Lalice.

Mereka masih terus saja membicarakan hal-hal tidak penting.

Kim Donghyuk : Hey memangnya setelah kau debut, mau kau apakan uang-uangmu?

Lalisa Panpriya : Aku hanya ingin menghabiskannya untuk menonton konser :p

Kim Donghyuk : Ya! Bagaimana bisa kau tidak memikirkan masa depan anak-anakmu kelak.

Lalisa Panpriya : Hmm… kan ayahnya yang menafkahi, ibunya mau berbelanja dan nonton konser sepuasnya. Haha

Kim Donghyuk : Eiyy bagaimana bisa mamanya mata duitan sepertimu?

Lalisa Panpriya : Memangnya mamanya siapa huh??

Kim Donghyuk : Mama dari anak-anakku. Haha…. Memangnya kau mau punya anak berapa?

Lalisa Panpriya : Umm… setelah kupikir-pikir akan sangat menggemaskan jika nanti aku punya dua anak, tapi kedua anak itu kembar. Satu namja satunya lagi yeoja. Aigooo gwiyeowo…. :*

“Mati aku!! Salah pakai emot.” teriak Lalice saking kagetnya tak meneliti kecerobohan jempolnya.

“Hayooo…. Salah pakai emot apa?” goda Miyeon yang berada satu kamar dengannya.

“Aniya!!!” jawab Lalice sewot.

Kim Donghyuk : O begitu. Gurae, aku akan mendoakannya. Aku yang berdoa, kau yang mengamini.

Lalisa Panpriya : Haha babo!

Pembicaraan mereka memang tidak ada hentinya hingga pada satu hari tiba-tiba Donghyuk tak merespon sama sekali. Berkali-kali dengan gelisah Lalice mencoba menghubungi Donghyuk, ia panggil berulang-ulang bahkan ia ping berulang-ulang pun hasilnya sama. Taka da respon. Lalice menyerah, hampir tengah malam dan notifikasi masih ‘Delivered’. Lalice menggeletakkan ponselnya tanpa mematikan paket data, tak seperti biasanya. Karena ia masih berharap aka nada notifikasi masuk ketika ia mengecek ponselnya nanti.

“Geez… apa-apaan sih tidur Lisa! Tidur!” Lalice terus mencoba memejamkan matanya.

Tak seperti biasanya, Lalice yang selalu bangun terakhir diantara seluruh member kini bangun paling pagi. Ia masih menantikan notifikasi yang tak kunjung masuk ke ponselnya. Dengan mata yang masih mengantuk ia membuka aplikasi chatting itu karena tak menemukan satupun notifikasi muncul di notification bar. Ia hanya melihat tanda itu masih belum berubah dari tanda ‘Delivered’ dan langsung membuka tab ‘Feeds’ yang berada disebelah tab ‘Chats’. Terus melakukan scrolling sambil melihat satu per satu, ia berhenti pada sebuah foto. Lalice mengucek matanya untuk mempertajam pengelihatannya.

“Mwoya?” tak terasa tetes air mata mengaliri pipi Lalice.

Suara Lalice terdengar serak, ia masih berkonsentrasi melihat foto itu terpampang jelas menjadi display picture namja dengan display name Kim Donghyuk. Tangannya bergetar melakukan scroll sekali lagi, kini terlihat jelas namja dengan display name Kim Donghyuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk gambar yeoja yang ia jadikan display picture. Yepp, gambar yeoja asia sedang mencium sebuklet bunga mawar merah yang wajahnya memang tak asing lagi baginya.

“Sorn?” ucap Lalice serak sembari menghapus air matanya kasar.

Dengan cepat ia segera menghubungi temannya yang ada di Thailand.

Lalisa Panpriya : Khun-Natt aku ingin menanyakan sesuatu. Apa Sorn pergi berkencan dengan pria Korea?

Natte Naul : Hmm setauku ia masih berkencan dengan Donghyuk. Memangnya kenapa? Apa ada pria lain yang sedang mengaguminya sekarang?

Lalisa Panpriya : Hehe thanks khun. Eiyy itu rahasia.



Natte Naul : Hey tidak ada rahasia-rahasiaan!!

Lalice kini hanya bisa kembali membungkus tubuhnya dengan selimut, ia tak berniat sama sekali untuk beraktivitas pagi ini. Untuk beberapa alasan ia tak kunjung bangun hingga beberapa member meneriakinya agar segera bangun. Tapi itu tak mempan sama sekali, Lalice semakin menenggelamkan tubuhnya dalam selimut.

Sebuah notifikasi masuk tapi Lalice sama sekali tak berniat untuk membacanya, karena dia sudah tau siapa yang menghubunginya. Beberapa saat setelah ia mendiamkan ponselnya ia akhirnya membuka notifikasi dari Kim Donghyuk. Tanpa basa-basi Lalice langsung menanyakan hubungannya dengan Sorn. Tepat saat itu Donghyuk menjawab jika memang mereka masih berkencan.

Tentu saja Lalice sangat kecewa, untuk apa Donghyuk memperlakukannya seakan ia akan menjadi suaminya nanti jika saat ini saja ia masih berkencan dengan yeoja lain. Donghyuk melakukan pembelaan terhadap dirinya dengan mengatakan jika ia merasa kesepian selalu ditinggal Sorn. Namja itu juga mengatakan tidak ada yang salah, Lalice juga tak salah mengartikan perhatiannya karena Donghyuk memang menyukai Lalice.

Lalisa Panpriya : Kau tau kan, Sorn lebih cantik dan lebih beruntung. Untuk apa kau memperlakukanku seperti ini huh. Kukira kau berbeda dengan namja itu, tapi nyatanya kau justru lebih parah. Oh tapi ada satu kalimat yang ingin kuberikan padamu ‘Terimakasih untuk membuatku berhasil menghapus satu nama yang bahkan Bambam tak bisa membentuku menghapusnya, thanks’

Kim Donghyuk : Maaf dan terimakasih.

“Maaf dan terimakasih?” ucap Lalice membaca chat terakhir mereka.

“Oh jadi kau ingin mengucapkan terimakasih untuk hampir merubahku menjadi bitch yang sangat kubenci. Gwaenchana, mungkin ini balasan Tuhan atas perlakuanku pada Bambam.” Lalice membatin dan mengartikan kalimat itu dalam benaknya.

Untuk masalah ini Lalice bahkan tak bisa menceritakannya pada siapapun, yeah dia menjaga rahasia ini rapat-rapat karena tak ingin seorang pun tau ia pernah masuk dalam kehidupan Donghyuk. Dia sendiri tak mungkin menceritakan semua ini pada teman-teman satu grupnya karena mereka semua mengenal sosok Donghyuk.

Satu hal yang paling Lalice benci di dunia ini adalah ‘orang ketiga’, karena Lalice sendiri pernah tau bagaimana ibunya mengumpat, menghina dan memaki orang yang menghancurkan pernikahan ibu Lalice dan ayah Lalice. Ia tak pernah ingin menjadi perempuan berengsek seperti itu. Maka dari itu, seberapa besar ia telah menumbuhkan benih yang telah ia tanam saat benih itu bahkan belum menghasilkan buah ia harus segera mengacak-acak ladang agar pertumbuhan benih itu terhenti.

Tapi entah bagaimana beberapa minggu telah berlalu, Donghyuk kembali menghubungi Lalice. Hanya percakapan wajar tanpa ada bumbu-bumbu seperti kemarin. Tiba-tiba Donghyuk memberikan sebuah voice note, namja itu menyanyikan sebuah lagu Wait for Me.

“kkume geudaewa soneul japgo hamkkehajyo
janinhage nan haega tteumyeon insareul hajyo
begael jeoksimyeo”

“oh neowa na
gateun haneul arae isseodo mannal sun eobtjiman
nareul mideojwo I’ll be there for you”

Lalisa Panpriya : Untuk apa kau menyanyikan lagu itu?

Kim Donghyuk : Bukan untuk apa-apa, aku hanya karena aku ingin bernyanyi.

“Cih... apa yang kau maksud hanya ingin, dasar!” maki Lalice kemudian menyimpan ponselnya kembali.

“Lisa-ya ayo konsentrasi, besok hari penilaian!” Jennie mengkoreksi gerakan Lalice yang salah.

“Ah, ne arraseo leadernim.” jawab Lalice tak begitu bersemangat.

Mereka terus melatih kemampuan mereka untuk bisa lebih unggul dari monthly evaluation bulan lalu. Tak hanya dance, tapi kemampuan vokal juga mereka tingkatkan agar bisa mendapat pujian dari juri-juri yang diundang untuk menilai kemampuan mereka.

***

Lalice memandangi foto Sorn yang ia kenal dulu, dia memang tak begitu dekat dengan Sorn tapi sudah mengenal Sorn sejak lama. Perasaan bersalahnya pada Sorn semakin menjadi-jadi.

“Bagaimana bisa aku tidak menyadari hal ini, kukira dia berani mendekatiku karena kukira kalian sudah tak bersama. Bagaimana ini? Apakah aku teman yang jahat?” Lalice merenungi perbuatannya.

“Hey jangan terus-terusan menyalahkan dirimu! Menangis tak akan mengubah apapun Lisa-ya.” Jisoo membuyarkan lamunan Lalice.

“Unnie....” Lalice tersadar dari lamunannya.

“Kau ini bagaimana sih, bukankah memang kau tak tau. Kenapa masih terus-terusan menyalahkan dirimu sendiri.” Jisoo merasa empati melihat raut wajah Lalice sama seperti yang dulu saat ia kehilangan Junhoe.

“Unnie, bukankah aku tak menceritakan apapun.” Lalice bingung merasa tak pernah menceritakan apapun pada Jisoo.

“Lihat saja wajahmu itu, apa kau masih kepikiran Junhoe?” Jisoo mengasumsikan Lalice kembali teringat perasaanya saat kehilangan Junhoe.

“Aa... begitu rupanya.” Lalice lega jika Jisoo tak tau apapun tentang Donghyuk.

“Umm... geundae foto siapa itu? Temanmu? Kenapa kau tadi menyebut teman yang jahat?” kini Jisoo beralih menginterogasi Lalice.

“Ah ani... Iya dia temanku, aku tadi mengatakannya karena aku lupa hari ulang tahunnya. Bahkan untuk mengirim ucapan selamat ulang tahun pun sudah terlambat.” jawab Lalice berbohong.

“Oh begitu, kenapa kau tak mengirimkan hadiah ulang tahun saja? Walaupun itu terlambar setidaknya kau bisa mengurangi rasa bersalahmu kan.” Jisoo memberikan sarannya.

“Ah tentu saja.” Lalice menjawab sekenanya.

“Maafkan aku unnie, aku terpaksa membohongimu.” batin Lalice kembali melihat foto Sorn.

Teringat akan voice note berisi lagu yang telah ia dengarkan, Lalice kembali memutar dan mendengarkannya. Ia masih bingung, alasan apa Donghyuk mengirimkan voice note itu padanya. Kini ia beralih pada sebuah aplikasi dengan gambar mic. Ia membuka aplikasi itu, kemudian Lalice menyanyikan lagu yang termasuk dalam salah satu lagu favoritenya. Sebuah lagu yang pernah Suzy nyanyikan dalam drama berjudul Dream High. Lagu yang aslinya dinyanyikan oleh Mandy Moore dengan judul Only Hope.

So I lay my head back down
And I lift my hands and pray to be only yours
I pray to be only yours
I know now you're my only hope
I give you my destiny, I'm giving you all of me
I want your symphony
Singing in all that I am at the top of my lungs
I'm giving it back
~~”
Yeoja itu kembali membuka aplikasi chatting favoritenya, langsung terbuka tab Chats. Mencari-cari percakapannya dengan namja berdisplay name Kim Donghyuk. Tapi kemudian ia menekan tombol back, Lalice tak jadi mengirimkan rekaman suaranya setelah melihat display picture namja yang dimaksud. Bagaimana tidak, Donghyuk menggunakan display picture fotonya yang sedang bersama Sorn.

“Bodohnya aku, sebuah lagu tak akan mengartikan apapun. Sebuah lagu tak akan merubah apapun.” Lalice kembali menyimpan ponselnya.

Sedetik kemudian ia kembali membuka aplikasi tadi dan mencari kontak adiknya. Merasa hasil nyanyiannya akan sia-sia, Lalice memutuskan untuk mengirimkan suaranya yang sedang menyanyikan lagu Only Hope pada adiknya sendiri.

Lalisa Panpriya : Hey dengarkan baik-baik, aku menyanyikan lagu ini dengan bersungguh sungguh.

Beberapa saat kemudian adik Lalice memberikan komentar “Untuk apa kakak menyanyikan lagu ini untukku? Hahaha.....”

“Eish dasar!” Lalice menggerutu kembali menyimpan ponselnya dengan senyuman.

Malam ini seluruh member pulang lebih awal karena kemarin telah menjalani monthly evaluation. Tidak ada kegiatan spesial yang mereka lakukan, hanya menonton TV, makan dan bercanda. Kali ini mereka melihat variety show yang tak menguras pikiran seperti jika menonton drama. Mereka menonton acara yang banyak digemari orang-orang di seluruh Korea, Beatles Code.

Saat itu seorang MC mengatakan “Setia itu mahal, makannya tak dimiliki orang murahan.”

Hanna langsung memberikan komentar “Ahaha benar sekali, aku harus mengganti personal message ku saat ini juga.”

“Eiyy kau terlalu berlebihan unnie.” Jinny hanya bisa membiarkan Hanna melakukan apa yang ia inginkan.

“Ya kenapa banyak orang memenuhi tab Feedsku dengan kata-kata itu.” gerutu Lalice.

Lalice memberikan komentar pada personal message Donghyuk.

Lalisa Panpriya : Lagi nonton Beatles Code ya?

Kim Donghyuk : y

“Huh, apa-apaan sombong sekali kau. Lihat saja, lain kali jika kau mencariku aku akan menghiraukanmu!!!” rutuk Lalice sebal dengan jawaban Donghyuk

***

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. YG tiba-tiba mengadakan evaluasi serentak untuk seluruh trainee. Bukan hanya trainee group, tapi juga trainee personal.

“Kalian tau kan sudah banyak girl group, boy group, soloist dan masih banyak lainnya telah melakukan debut di tahun 2015 ini.” YG CEO memulai pidatonya.

“Kali ini aku akan menetapkan siapa dari kalian yang berhak melakukan publikasi sebagai seorang YG trainee. Maksudnya salah satu diantara kalian akan muncul di teaser untuk produk kita N0NA90N.” Kini YG CEO membicarakan tujuannya mengumpulkan seluruh trainee untuk monthly evaluation kali ini.

“Aku yakin, kau pasti akan dipilih Lisa-ya.” Jennie menyemangati salah satu membernya.

Dan seperti dugaan banyak orang, Lalice terpilih menjadi salah satu model untuk N0NA90N bersama Kim Hanbin dan Kim Bobby. Jisoo terpilih untuk menjadi model dari produk Samsonite Red dan akan dipasangkan dengan Lee Min Ho sunbaenim. Sementara itu, yang lain masih harus menunggu untuk project selanjutnya.

Monthly evaluation selesai dan Lalice bermaksud pergi ke toilet. Dan ketika ia keluar dari toilet ia harus melihat secara langsung wajah seseorang yang telah membuatnya kecewa.

“Lisa-ya selamat kau terpilih.” ucap Donghyuk bersemangat.

“Ah gomawo, maaf aku buru-buru. Teman-temanku pasti sudah menunggu di mobil.” Merasa tak cukup baik-baik saja untuk melihat mata Donghyuk, Lalice segera pergi. Tapi tangan Lalice ditahan Donghyuk.

“Kajima... ada yang ingin aku bicarakan.” Donghyuk menahan tangan Lalice kuat-kuat.

“Ya! Apa yang kau lakukan?” Lalice mencoba melepaskan cengkraman tangan Donghyuk yang begitu kuat.

“Hey, ada apa ini.” sapa sebuah suara yang sangat dikenali keduanya.

“Junhoe-ssi...” Lalice sedikit berteriak memanggil nama namja yang datang.

Seiring dengan kedatangan Junhoe, Donghyuk melepaskan tengan Lalice. Tapi dengan amarah yang sangat membara, Lalice menampar keras pipi Donghyuk.

“Hey, jangan kau kira aku pernah melakukan kesalahan sekali aku akan terus mengulanginya. Aku sudah menyadari kesalahanku untuk tak mendekati orang yang salah. Jangan pernah kau ganggu aku lagi.” Lalice berlari menuju tempat parkir dengan air mata yang semakin deras mengalir di kedua pipinya.

“Apa yang terjadi?” Junhoe bingung menyaksikan kejadian tak terduga yang baru saja terjadi di depan matanya.

***

Kejadian itu berlalu bagaikan angin lalu, Lalice telah menyadari kesalahannya dan ia juga telah menerima balasan yang setimpal akan kesalahan yang ia perbuat. Kini ia sangat menghargai setiap ‘Me Time’ yang ia dapatkan.

“Lebih baik aku tenggelam dalam kesendirian daripada terus mengusahakan kesalahan yang tak kunjung ada benarnya.” ucap Lalice mengingat setiap kegagalan yang telah ia alami.

Ia mengambil ponselnya dan menghubungi ibunya.

“Ibu... aku dibohongi laki-laki lagi.” ucap Lalice begitu mendengar suara Hallo tanda ibunya telah mengangkat panggilan.

“Kali ini apa lagi?” jawab suara di seberang panggilan.




“Aku hampir dijadikan wanita jahat untuk temanku sendiri, bu. Bukankah hal ini lebih jahat jika dibandingkan dengan laki-laki kedua yang menganggapku ada setelah aku jadi trainee YG Entertaintment?” Lalice menjawab dengan gelak tawa di akhir jawabannya.

“Ibu kan sudah bilang, hati-hati mengambil keputusan. Jangan diulangi lagi, ibu tidak mau mendapat laporan kau menangis karena dicampakkan pria lagi.”

“Emp... aku tau bu, aku tak mau mengulangi kesalahan ini.” Lalice menjawab nasihat ibunya dengan senyum lebar.

Lalice menutup teleponnya dan membuka sebuah kotak berisi kumpulan barang-barang yang pernah ibunya pakai. Mengambil sebuah foto, foto keluarga mereka saat ia masih kecil. Memandanginya dan berfikir sejenak. Setelah selesai memandangi foto itu, ia pergi ke sebuah caffe di ujung jalan dorminitory. Segera memesan kopi favoritenya kemudian memaasang headpone di kedua daun telinganya.

“Hey kau datang duluan.” sapa seseorang yang berjalan menuju meja Lalice.

“Tentu saja... kau itu kebanyakan tidur, makannya tak pernah datang tepat waktu. Cepat pesan minumanmu!” Lalice sibuk menceramahi orang yang kini duduk di depannya.

Orang itu telah selesai memesan minuman yang ia inginkan. Mereka kembali membicarakan hal-hal yang tidak penting sembari menyeruput minuman yang telah mereka pesan.

“Teaser N0NA90N yang kau lakukan bersama hyungdeul menarik banyak perhatikan.” Namja itu memberikan pujian pada Lalice.

“Ah, nggak juga. Banyak yang melihatnya karena B.I dan Bobby oppa yang ada di teaser.” Lalice menjawab cukup santai.

“O iya kali ini biar aku yang bayar, bukankah aku pernah berhutang satu minuman padamu haha...” Lalice mengingatkan kejadian beberapa bulan yang lalu.

“Haha tentu saja, siapa yang lupa.” Junhoe tertawa mengingat ia pernah memberikan Lalice soft drink sebagai hutang.

“Hey tentu saja, kita kan teman.” Lalice mengangkat jari kelingkingnya seakan sedang membuat janji.

“Tentu saja teman.” Junhoe juga mengangkat jari kelingkingnya dang meningkarkan di jari kelingking Lalice.
 

ACE's B-Golds JackVIP Copyright © 2011 Designed by Dita Blogger Template Sponsored by web hosting