Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Senin, 20 April 2015

[Triology] WIWYG Part 1 - Time Shock

Diposting oleh Unknown di 08.44


Tittle
WIWYG Part 1 - Time Shock
Author  HalfAngel
Main Cast Lalisa Manoban as Lalice

Goo Junhoe (Junhoe) as Goo Junhoe (Junhoe)
Other Cast iKon member and Pink Punk member
Special Cameo Yang Hyunsuk CEO
Genre
Friendship, Rommance, Hurt (maybe)
Length Triology + Epilog
Rating T
Summary When time stop at 12:30, we have our backs to each other, walking to different directions we won’t be able to return to.


Horrayyy author kembali membawa sebuah kisah opera sabun. Kali ini temanya romance remaja, sebelumnya untuk kesamaan tokoh, waktu dan tempat hanya kebetulan saja karena ini hanyalah cerita fiktif belaka. Maaf kalo ceritanya agak absurd, haha…. Khayalan author sangat amat minim di sela-sela waktu ini hiks T.T. O iya sekalian nih author mau titip minta do’a restu biar impian author bisa terwujud, amin. Lah emang impian author apa? Lulus, bisa kuliah, lulus kuliah, kerja, nikah, punya anak. Dan hidup bahagia selamanya bak Cinderella yang udah ditemu pangerannya. Haha…. Nggak segitu detail sih, author cuma mau Tuhan mendengar do’a author dan mengijinkan author menggapai cita-cita author, amin.

Umm… sebenernya inspirasi apa sih yang bisa bikin author bikin ff ini?? Simple sih, sebenernya author mendengar kisah opera sabun terus ditambah dengerin lagu When I Was Your Man yang dicover sama MADILYN BAILEY dengan female versionnya. Lagunya dalem banget T.T author jadi terbawa suasana. Plus lagu favorite author sepanjang masa pertengahan tahun 2014-sekarang Eyes, Nose, Lips by Taeyang and all covered version, termasuk Team B. Uwaa…. Rap Hanbin bikin author meleleh, haha…. Okay daripada kelamaan ngoceh ntar author lama-lama bisa curhat juga disini. Oke oke stop stop it. Happy reading ^^ Ditunggu komentarnya :))


"Too young too dumb to realize..." terdengar suara seorang Yeoja dengan earphone menghiasi kedua telinganya yang sedang duduk di sebuah bangku taman tengah memandangi layar ponselnya tanpa henti.


"Aduh... apakah aku harus menyanyikan lagu ini di evaluasi bulan selanjutnya? Atau aku menyanyikan lagu Lee Hi sunbaenim?" Yeoja itu terlihat mengacak rambutnya, sepertinya ia sedang kebingungan.

Tak lama kemudian Yeoja itu melangkahkan kakinya menjauh dari keramaian taman kota di sore hari dengan tiupan angin yang menyejukkan. Yeoja itu menghentikan kakinya begitu menemukan sebuah warung yang menjajakan makanan favoritenya, jajangmyeon. Memesan seporsi makanan yang berbahan dasar mie dan saus kacang merah itu lalu melahapnya.

"Ummm yummy" ucapnya sembari memasukkan mie hitam itu ke dalam mulutnya dengan bantuan sumpit.

Yeoja itu juga sempat mengabadikan moment makan jajangmyeon itu dengan kamera ponselnya. Yeoja itu memang anak sosmed, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia maya dibandingkan dengan kehidupan nyatanya. Tangannya akan terasa gatal untuk mengupdate berbagai akun sosial media yang ada dalam ponselnya.

"Wah sepertinya aku harus memakai krim pelembab dan bedak seperti anak gadis lain, mukaku terlihat sangat berminyak." seru yeoja itu meneliti hasil jepretannya.

Ia beralih dari satu album ke album lain yang ada dalam ponselnya. Membukanya satu per satu dan mengenang setiap moment berharga yang telah ia abadikan. Sampai akhirnya ia membuka album screenshot dalam galerynya. Tangannya berhenti menggeser gambar yang ada pada album itu.

"Walaupun terasa pahit saat membacanya, aku belum ingin menghapusnya. Aku masih ingin membaca dan mengenangnya." gumam yeoja itu begitu layar ponselnya meredup.

***

Friday Night on August with an ice cream

"Ya! Kau sedang apa sendirian, bukankan hari ini latihan sudah selesai jam 6 tadi." sapa seorang staff.

"Anieyo, aku juga sedang membereskan barangku. Aku akan segera pulang ke dorm, tenang saja tak mungkin aku kabur dari sini."

Disaat tengah disibukkan dengan beberapa sepatu dan topi, ponsel Yeoja itu bergetar. Ia membaca beberapa deret huruf yang terpampang di layar ponselnya.

From: Chilly gurl
Lalice-Ya! Cepat pulang sebelum leader-nim dimarahi papa YG lagi.

Ternyata pesan singkat dari teman satu grupnya. Tapi yeoja yang dipanggil Lalice tadi hanya menjawab “Arraseo…” pada dirinya sendiri tanpa berniat membalas pesan singkat yang telah ia terima tadi.

Yeoja bernama Lalice tadi berjalan kaki untuk pulang ke dormnya. Dengan menggendong tas dan headphone yang melindungi kedua telinganya dari dinginnya udara malam. Kakinya berhenti melangkah ketika ia telah masuk pada sebuah mini market di ujung jalan menuju asramanya. Memilih beberapa bungkus ice cream yang akan menjadi oleh-oleh untuk teman satu grup yang tinggal dalam asrama yang sama. Berjalan menuju kasir untuk membayar beberapa bungkus ice cream yang telah ia pilih tadi.

Tanpa membuang waktu lagi, Lalice segera melangkahkan kakinya menuju dormnya yang tinggal 500 meter lagi. Begitu sampai di depan pintu dorm, Lalice segera menekan bell agar segera dibukakan pintu oleh temannya.

Ya! Kenapa kau pulang selarut ini? Bisa-bisa sajangnim menyuruhmu pulang ke Thailand jika kau tidak pulang tepat waktu!” cerca yeoja yang membukakan pintu.

“Eiyy… Jisoo eonni tak perlu mengkhawatirkanku. Kalau aku disuruh pulang ke Thailand besok pagi, aku pasti akan segera mengirimkan gajah putih ke dorm ini untuk menggantikan posisiku. Hahaha….” Lalice hanya menanggapi omelen eonninya dengan gurauan.

“Kau pikir gajah bisa menirukan girl group dance huh?” jawab Jisoo sebal.

Eonni tak perlu sebal seperti itu. Hahaha….”

“Ya sudah, ayo cepat masuk!”

Begitu masuk dorm, Lalice dan teman-temannya segera memakan ice cream yang telah dibeli di mini market tadi. Mengingatkannya akan sebuah cerita yang pernah ia dengar, dengan dirinya sendiri sebagai pemeran utamanya.

#Flashback

Lalice POV

Aku selesai mengemasi barang bawaanku dan sekarang berjalan menuju kafetaria dengan teman satu grupku. Tapi sebelum makan di kafetaria aku lebih memilih ke mini market untuk membeli sebungkus es krim. Aku menjatuhkan pilihan pada es krim berasa melon, mungkin karena warnanya hijau. Aku mengambilnya dan segera membayar di kasir.

Kembali ke kafetaria dan mengambil makanan yang telah dipesankan Hanna eonni. Aku segera membuka bungkusan es krim yang kubeli sebelum meleleh, memakannya terlebih dahulu sebelum memakan makanan utama. Aneh memang, tapi aku lebih menyukai hal yang berbeda dari yang orang lain lakukan.

Masih sibuk dengan es krim di tangan kananku, aku mengecek ponselku yang memang diharuskan dikunci di dalam tas yang kumasukkan dalam loker sebelum memasuki ruang latihan. Ada dua pesan singkat pada notification ponselku. Aku baru saja membukanya dan merasa sedikit aneh.

From: Bambam
Hey, pretty girl. Could I be yours?

From: Babam
Why didn't you giving me your answer?

From: Junhoe
I don't know, but this is my first time I feel comfortable with someone. It's you.

"Oh my God, how could this be?" hanya itu kata-kata yang bisa kukatakan setelah membaca pesan singkat yang memenuhi notifikasi ponselku.

Aku tak langsung membalas banyak pesan dari  kedua orang yang berbeda itu. Aku bahkan langsung berkicau di akun twitter yang mati-matian kusembunyikan dari para staff dan CEO. Aku hanya menulis "Am I dreaming right now?"

Setelah itu aku baru menjawab pesan mereka.

To: Bambam
Eiyy don't make a joke. Do you want to know hows my answer or Jisoo eonni's answer? Kekeke

To: Junhoe
Huh? Really? Eiyy you've been always made a joke when we were in the same building.

Selang beberapa menit Junhoe membalas pesan singkatku.

From: Junhoe
I knew that I'm nothing compared to your ideal type. But I didn't joke around.

To: Junhoe
Ummm... really?

Selang beberapa menit Bambam juga membalas pesan singkatku. Tapi rasan rasannya aku tak berniat sama sekali membalas pesan singkatnya itu.

From: Bambam
I'm in love with you, not with another girl.

From: Junhoe
This is my confession "I think I've been falling in love with you, for sure". I'm sorry for not doing this confession in front of you, but this is real. Would you be mine?

Entah mengapa aku merasa jantungku berdegup kencang tak karuan membaca pesan singkat yang dikirim namja jelek satu itu. Haha sebenarnya dia sendiri yang mengatai dirinya jelek, tapi menurutku dia tidak jelek kok.

To: Junhoe
Ummm... That's too fast, isn't it. I need a time to think.

From: Junhoe
Ok saeng, arraseo. I knew you'll need time to think first.

-Beberapa hari sebelum ini terjadi-

Aku menerima pesan singkat dari Bambam yang membuatku ingin muntah.

From: Bambam
Chagiya :*

Membaca kata itu pun aku sudah enggan, apalagi masih ditambah dengan dua karakter dibelakangnya yang membuatku hanya geleng-geleng kepala. "Dasar Cassanova, kau pikir aku tidak tau pesan murahan itu kau forward ke semua nomor yeoja yang ada di kontakmu huh?" Aku malas meladeninya.

Aku kesal melihat kata kata murahan itu menempel pada layar ponselku, tanpa berniat membalasnya aku segera menghapusnya dari I pesan singkat ponselku. Tanganku terus menggeser layar ponsel dan berakhir dengan satu tap pada sebuah aplikasi, twitter. Aku membuka twitter dan mengetikkan satu kalimat untuk kuposting.

@Lalisa2797: Apa kau masih perduli jika ada yang memanggilku "honey"?

-end-

#End of flashback

How to Love

Author POV

How to love, urin eolmana teukbyeolhalkka How to love, nan ajikdo moreugesseo saranghaneun beop

“Lagu mana yang akan kau nyanyikan di evaluasi bulan depan?” yeoja berambut panjang dengan hot pans yang menjadi iconnya menanyai Lalice.

“Ummm… sebenarnya aku ingin menyanyikan lagu Beast sunbaenim, tapi apakah boleh menyanyikan lagu dari agensi lain di evaluasi nanti.” jawab Lalice gelisah.

“Santai saja, evaluasi bulanan itu hanyalah evaluasi yang akan mengukur kemampuan menyanyi dan menarimu. Bukan kemampuanmu untuk menghafal album yang diterbitkan agensi ini, haha….” Jinny Park tertawa menjawab pertanyaan yang diajukan Lalice tadi.

“Bukankah tiga bulan yang lalu kau menyanyikan lagu Beast sunbaenim di evaluasi mingguan?” Jinny kini mengingatkan evaluasi mingguan bulan Agustus yang telah berlalu.

“Iya, aku menyanyikan lagu ‘How to Love’.” Jawab Lalice singkat.

“Lagu itu kau nyanyikan untuk member ke-4 IKON kan? Haha aku tidak bermaksud.” Jinny malah mencandai temannya yang masih sensitif itu.

“Hahaha iya. Ya! Kenapa kau membawa kipas tangan dengan gambar Angry Bird, huh?” giliran Lalice yang mencandai Jinny.

“Memangnya kenapa? Apakah kipas ini juga mengantarkan memory itu lagi?” jawab Jinny yang tak juga dijawab Lalice.

#Flashback

Dua minggu telah berlalu sejak Junhoe mengirimkan pesan singkat tak terduga itu. Mereka memang telah berteman sejak mereka menandatangani kontrak dengan YG Entertaintment. Ya walaupun keduanya lebih sering bercanda di gedung YG Entertaintment di sela waktu training mereka.

Ya! Kau ini, lihatlah bukankah ini sangat lucu. Yang merah Aku, yang kuning Kau dan yang hijau Junhoe. Hahaha….”

Ya! Kenapa kalian terus-terusan membuatku menjadi bahan terawaan kalian sih.” Lalice menunjukkan aegyonya dengan suara yang dibuat-buat.

Junhoe: Good night saeng :)

Lalice: Good night too oppa :)

Junhoe: 4.8.6

Lalice: 1-4-3

Junhoe: Really saeng?

Lalice: Yea, ofc I’m kidding you oppa... :p

Lalice: oppa?

No answer? Sleep? Huh?” gerutu Lalice diatas kasurnya.

Sleep well then!” ucap Lalice sebelum membenamkan wajahnya diatas bantal.

Lalice POV

Sebenarnya aku sudah bosan menjalani rutinitas yang seperti ini. Aku merindukan keluargaku, ayah dan adikku di Thailand, juga ibuku yang kini tinggal di New York. Sebenarnya aku sedikit khawatir jika adikku tinggal bersama ayah dan istri barunya. Aku tidak menyukainya dan entah kapan aku bisa menganggapnya sebagai ibuku. Sedangkan ibuku sendiri tinggal di New York dengan bisnisnya.

Ya, kalian pasti tau apa yang kumaksud. Ayah dan ibuku bercerai 4 tahun yang lalu. Ibu tidak mendapatkan hak asuh kami, dan beberapa bulan setelah itu ayah menikah lagi. Ibu pindah ke New York dan dua tahun ini kami tidak saling bertemu. Aku sangat merindukan ibuku, tapi ibu tak pernah mau kukunjungi. Jika ibu merindukanku, ibu yang datang ke Korea untuk bertemu denganku.

Aku pernah menceritakan perpisahan ayah dan ibu pada Junhoe, walapun hanya sebagian kecil cerita yang kuceritakan. Karena aku lebih memilih mengeluarkan air mataku daripada menceritakannya pada orang-orang yang hanya akan beranggapan aku ini anak yang tidak berbakti pada kedua orang tuanya.

Dan entah mengapa hari ini tiba-tiba ibu mengunjungiku di gedung YG training centre. Setelah seminggu yang lalu aku menceritakan Junhoe pada ibu. Ibuku memang penuh kejutan, ibu bahkan tak menelponku dulu untuk menjemputnya di airport.

Eomma, kenapa tiba-tiba kesini?” tanyaku begitu aku menempatkan diri duduk di kafetaria.

Aniya, ibu ingin melihat namja yang kau ceritakan kemarin.” jawab ibu penuh antusias.

“Dia tidak disini eomma. Aku kan sudah pernah mengirim fotonya.” jawabku kesal.

Eomma lebih memilih namja Korea itu daripada namja Thailand yang kau ceritakan. Eomma lebih melihat ketulusan namja Korea itu.” ucap ibu sekedarnya.

“Jadi, eomma jauh-jauh datang kesini hanya untuk ini?” tanyaku yang menyangka ibuku ini kurang kerjaan jauh-jauh datang hanya untuk mengatakan hal ini.

Ani, eomma ada pertemuan dengan Ms. Alea di Jepang besok. Jadi sekalian mengunjungimu hari ini.”

“Oooh begitu.”

Kalian tau, aku adalah anak perempuan mama yang selalu menanyakan pendapat tentang masalah apapun itu pada ibuku. Pernah sekali aku tidak mengikuti pendapat ibuku waktu aku masih duduk di bangku sekolah dasar, dan hasilnya aku ditampar ayah dan ibuku karena memang aku melakukan kesalahan. Hanya sekali itu ibu menggunakan tangan untuk mendidikku, setelah itu aku pasti akan mempertimbangkan semua masalah yang kuhadapi dengan saran ibu.

#End of Flashback

Shock

Every day I shock (shock) Every night I shock (shock) I’m sorry jebal naege dasi dolawa jullae
Author POV

Ya! Kenapa kau duduk di tangga? Apa kau sedang ada masalah?” seorang trainee menanyai trainee lain yang sedang duduk memandangi layar ponselnya.

Aniya, gwaenchana.” jawab seorang trainee yang sedang duduk.

“Kau yakin? Aku khawatir kau sedang mengingat memory itu lagi disini.” trainee dengan nametag bertuliskan Park Chaeyoung itu masih terlihat khawatir.

I’m fine Chaeyoung-ah, I just waiting a phone call from my little sister now. Don’t be so worry. Haha…

Tempat itu memang menjadi awal sekaligus akhir. Mereka memutuskan untuk mengawalinya dan mengakhirinya dalam satu waktu. Ada suatu alasan yang menyababkan perpisahan terasa begitu menyakitkan. Bukan karena waktu yang teramat singkat, tapi keadaan yang memang memaksa keduanya untuk pergi menjauh.

#Flashback

Lalice POV

Yeoboseyo” aku menjawab panggilan dari seberang.

Yeoboseyo… Could you bring your heart to me?” Junhoe langsung mengatakannya tanpa membuang waktu.

Umm… take it! I give you my heart, oppa

16 hours later

Yeoboseyo

Yeoboseyo

"...."

Aku meringkuk di kolong meja ruang meeting YG staff menumpahkan seluruh kekesalanku sendiri. Aku tak perduli akan ada orang yang mendengar tangisanku ini atau tidak. Aku bukan menangisi Junhoe, yang dia katakan sepenuhnya adalah kebenaran. Akupun tak bisa memaksakan egoku untuk berkata tidak, karena aku hanya mengiyakan apa yang ia minta. Bahkan jika Junhoe menganggap dirinya sendiri sebagai seorang “Jerk” aku tak menganggapnya seperti itu. Seharusnya aku tau tidak mungkin ada kata “Kita” karena kita berada di perusahaan entertaintment yang sama.

“YG adalah family, bukan town yang setiap penduduknya bisa pergi berkencan.”

Ketika pagi ini Junhoe menanyaiku untuk memberikan hatiku padanya aku mengiyakannya. Bukan hanya karena menuruti perkataan ibuku, tapi memang sebelum Junhoe menyatakan pengakuannya sepertinya hatiku telah memilihnya. Tanpa sadar aku sering mengomentari hal apapun yang ia lakukan dalam akun SNS. Dan ketika ia mengembalikan hati ini pada pemiliknya, pemilik hati itu belum bisa menerimanya kembali.

Mungkin inilah keegoisanku yang belum bisa menerima kenyataan ini. Aku sangat mengerti maksud Junhoe baik, agar aku tidak terlalu mengharapkannya saat akhirnya kita memang harus dipisahkan dengan kenyataan ini. Tapi hal itu justru menambah pedih yang menghingapi perasaan ini.

Tak bisa dipungkiri, aku ingin menjadi nyata untuknya. Ingin menjadi wanita pertama dan terakhir yang mengucapkan janji suci bersamanya. Aku ingin menjadi wanitanya yang mengenakan gaun putih, berjalan di atas altar dan mengucapkan "I, Lalisa Manoban, take you Goo Junhoe, to be my husband, to have and to hold from this day forward, for better or for worse, for richer, for poorer, in sickness and in health, to love and to cherish; from this day forward until death do us part." Begitupun sebaliknya, aku ingin mendengarmu mengatakan janji suci itu di depan mataku.

Bahkan kukira hari itu tak akan mungkin bisa kunantikan kembali. Kalaupun Junhoe menanyaiku alasan apa yang bisa membuatku memilihnya, aku mungkin akan sangat malu mengakuinya. Tapi sejujurnya, hatiku telah memilihmu jauh sebelum kau menyatakan perasaan itu. Jauh sebelum saat kau dan Bambam menanyaiku bersamaan.

Eyes, Nose, Lips

Neol bonael su eomneun naui yoksimi Jipchagi doeeo neol gadwotgo Hoksi ireon na ttaeme himdeureonni Amu daedap eomneun neo Babocheoreom wae Neoreul jiuji motae Neon tteonabeoryeonneunde

Author POV

Dentingan piano mengiringi suara seorang yeoja yang kini tengah berdiri memegang mic. Menyanyikan sebuah lagu milik sunbaenimnya berjudul Eyes, Nose, Lips dalam sebuah ruangan berdinding separuh cermin dan separuh tembok berwarna abu-abu kehitaman. Dengan beberapa trainee lain juga beberapa penilai.

Yeoja itu telah menyelesaikan evaluasi minggu terakhir di bulan September dengan tepuk tangan beberapa teman-teman trainee dan para penilai seusai nyanyiannya berakhir. Ia merasa senang akan beberapa tepuk tangan yang ia dapatkan. Terlebih lagi komentar bagus yang ia dapatkan dari penilai sekaligus seseorang yang mengiringi nyanyiannya dengan piano.

Gamsahamnida” ucapnya membungkuk menyatakan ungkapan terima kasih atas nilai baik yang ia dapatkan.

Lagu ini mungkin akan terus mengingatkan Lalice pada kejadian itu, namun Yeoja itu tidak pernah menyesalinya. Seperti baris lirik terakhir lagu ini “Neomu apeujiman ijen neol chueogira bureulge

Ya! Kau baik-baik saja setelah menyanyikan lagu ini?” Jinny sengaja menyenggol lengan Lalice ketika mereka telah berdiri bersebelahan.

“Aku baik-baik saja, bagaimana mungkin aku tidak baik ketika berhasil mendapat nilai yang baik huh!” Lalice balik menyenggol lengan Jinny.

Geurae, kau baik-baik saja. Sampai menitihkan air mata hanya untuk mendapat nilai bagus?” kali ini Jennie yang ganti menyindir Lalice.

“Eiyy, aku baik-baik saja.” Yeoja bernama Lalice itu tetap bersi keras menutupi perasaannya.

Arraseo arraseo…” jawab Jennie dan Jinny bersamaan.

“Kau merasa kau baik-baik saja kan Lisa-ya, kalau begitu aku tantang kau menemaniku ke tempat latihan iKON. Berani tidak?” Hanna menantang Lalice meskipun ia sendiri tidak yakin dengan apa yang sedang ia katakan.

“Memangnya kenapa aku harus ikut?” jawab Lalice sedikit sewot dengan tantangan yang diberikan eonnienya yang satu ini.

“Kenapa? Tidak berani?” tantang Hanna melihat ekspresi terkejut dongsaengnya yang satu ini.

“Aku berani, tapi untuk apa eonnie ke tempat mereka? Jangan membuatku semakin penasaran eonnie…” Lalice semakin merengek meminta penjelasan dari Hanna.

“Oke, akan ku jelaskan. Kau tau kan program survival mereka, Mix&Match?” Hanna mulai menjelaskan. Diikuti anggukan dari  Lalice menandakan yeoja itu tau apa yang sedang unnienya bicarakan.

Gurae… karena setelah aku bertemu Junhoe aku akan mengambil keputusan dengan perbuatan dosa yang sedang kujalani ini.” batin Lalice.

Waktu yang ditunggu-tunggu tiba juga, inilah saat dimana Lalice akan bertemu dengan Junhoe setelah kejadian itu. Kejadian yang membuat Lalice sadar betapa bodohnya dia menjadi seseorang yang tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain. Dan betapa bodohnya Lalice masih mengharapkan keajaiban akan terjadi dalam kehidupan kisah opera sabun yang ia jalani dengan dirinya sebagai pemeran utamanya.

Yeoja itu ikut menaiki mobil van yang menjemput eonnienya menuju lokasi YG training centre 23-6 Hajung-dong, Mapo-gu, Seoul setelah mendapat ijin dari staff yang menjemput Hanna. Di dalam van Hanna mengajak Lalice mengobrol hal-hal ringan untuk menghilangkan rasa groginya karena belum tau akan menjadi satu tim dengan kelompok mana. Selain itu Hanna juga akan dipertemukan  dengan kedua sunbaenya yang sama-sama berasal dari program pencarian bakat yang sama, Lee Hi dan Suhyun. Hal itu membuat Hanna menjadi semakin gugup.

Eonnie-ya… kau gugup?” Lalice mencoba memastikan hipotesisnya.

“Ah ne… kau tau kan aku akan bertemu dengan Hayi sunbaenim dan Suhyun sunbaenim.” Hanna menjawab pertanyaan Lalice.

“Justru dengan itu eonnie bisa belajar banyak dari mereka. Eonnie-ya, fighting!!” Lalice berusaha menyemangati eonnienya.

Tak terasa kini van berwarna hitam itu telah mendarat tepat di depan YG Training Centre. Kedua yeoja itu segera turun dari van untuk menuju tempat yang telah diberitahukan staff tadi. Mereka menunggu dalam sebuah ruangan, dalam selang waktu sebentar Lee Hi dan managernya datang disusul dengan kehadiran Suhyun yang juga didampingi managernya. Mereka saling membungkuk menandakan kecanggungan diantara keempat orang dalam ruangan itu.

Sebelum kecanggungan bertambah, YG CEO datang dengan membawa sembilan trainee. Disitulah kedua mata itu akhirnya bertemu juga, dengan perasaan dan hati yang masih sama. Hanya sedikit ditutup-tutupi agar keegoisan lama itu tidak kembali lagi.

Usai briefing berakhir, pembagian narasi dilakukan dan pembagian kelompok juga telah dilakukan, filming segera dimulai. Dan disini Lalice hanya bisa menunggu dan berjalan-jalan disekitar YG Training Centre. Jika bosan, ia hanya bisa berjalan ke minimarket untuk membeli beberapa makanan.

“Kau disini?” Tanya seseorang dengan postur tubuh yang tinggi dengan masker dan hoodie yang menutupi kepalanya.

“Emp… memangnya kenapa?” jawab Lalice balik menanyai namja yang suaranya sudah tidak asing lagi di telinganya.

Ani… aku hanya ingin membeli beberapa minuman dan makanan ringan.” jawab namja itu sedikit berbohong.

Namja itu segera masuk ke minimarket meninggalkan Lalice yang sedang duduk menikmati snack yang ia beli. Setelah dirasa semua keperluannya telah ia dapatkan, ia menuju kasir untuk membayar semua barang yang ia beli. Namja itu kembali ke tempat dimana Lalice duduk dan mengeluarkan sekaleng minuman soda untuk diberikan pada Lalice.

“Ambilah! Ingat kau berhutang padaku karena aku tak memberikannya secara cuma-cuma! Annyeong!!namja itu pergi melambai-lambaikan tangannya setelah sebelumnya memberikan minuman pada Lalice.

“Junhoe-ya, kenapa kau melakukannya huh!” Lalice mendengus kesal.

Lalice segera mengirim pesan singkat untuk menghubungi Hanna jika ia akan pulang duluan. Tanpa menunggu persetujuan unninya, Lalice melongos pergi dengan masker dan hoodie yang ia kenakan.

“Kurasa aku tau keputusan apa yang akan kuambil. Junhoe-ssi…”

1 komentar:

czk on 15 Juli 2015 pukul 03.17 mengatakan...

can you make another edited photo of junlice pict? keke ill apreciate that. bcs i ship them and its so hard to find their pict kekeke. thankyou unnie.

Posting Komentar

 

ACE's B-Golds JackVIP Copyright © 2011 Designed by Dita Blogger Template Sponsored by web hosting