Oke, author lagi nggak mau curhat. Ya walaupun ini ff judulnya adalah inti dari curhatan author sih haha. Author bawain ff titipan dari author Heel Gogi, dari judulnya aja pasti udah bisa nebak kan ff ini akhirnya bakal kaya gimana. FF ini mengisahkan seorang Lee Hi yang merasakan getaran di hatinya saat pertama bertemu dengan Song Yunhyeong, mau tau kisah selengkapnya? Baca dan isi komentarnya ya^^ baru ntar Half Angel terbitin part 2 nya. Oke? Happy reading :))
Tittle
|
짝사랑
(Jjaksarang)
|
Author
|
Heel Gogi
|
Main Cast
|
Lee Hi as Lee Hi (Hayi)
|
Song Yunhyeong as Song Yunhyeong
|
|
Other Cast
|
Team B (iKON) member, Winner member and
Pink Punk member
|
Genre
|
Friendship, Love, Hurt (maybe)
|
Length
|
Twoshoot
|
Rating
|
T
|
Summary
|
“Terkadang cinta
pertama akan mengajarimu kebenaran tentang sebuah pepatah. Cinta tak harus
memiliki.”
|
First Love at First Sight
Hayi POV
Hari ini adalah hari pertamaku sebagai siswi
tingkat dua. Cukup special karena aku baru saja pindah dari New York. Hari ini
aku berpenampilan seperti biasa. Hanya mengucir rambutku dengan jepitan rambut
berwarna hitam. Aku terpaksa harus berangkat naik bus. Karena hari ini appa dan
eomma berangkat pagi-pagi sekali untuk bekerja. Sedangkan oppaku masih berada
di New York untuk menyelesaikan administrasi kuliahnya.
Duapuluh menit perjalanan di bus hanya kunikmati
untuk mendengarkan musik dengan iPod
kesayanganku. Kini aku telah memasuki gerbang sekolah. Suasana masih terasa
sepi karena aku berangkat cukup pagi. Aku menyusuri lingkungan sekolah yang
masih terasa sangat asing bagiku. Aku sengaja berangkat pagi agar lebih leluasa
mencari ruang kelasku yang baru.
Setelah menemukan ruang kelas, aku duduk di kursi
panjang depan kelas. Sepuluh menit berlalu kuputuskan untuk mencari ruang wali
kelasku. Aku berjalan sambil melihat-lihat sekitar. Tak sengaja aku menabrak
seseorang.
"Jweisonghamnida."
Kataku sambil membungkuk.
"Hayi nunna?"
Tanyanya tiba-tiba.
Kutatap wajahnya dan tidak salah lagi itu pasti
namja yang menjadi adik kelasku di New York dulu.
"Jun Hwae ya." Sapaku.
"Kapan kau kesini? Bagaimana kabar Jinwoo hyung? Bagaimana kau bisa sekolah
disini?” Cecarnya bertubi-tubi.
“YA kau tidak bisa tanya satu-satu? Kau masih
saja cerewet seperti dulu.” Ujarku.
“Aku kesini seminggu yang lalu. Jinwoo oppa masih di New York. Aku sekolah
disini karena appa dipindah tugaskan di sini.” Lanjutku menjawab pertanyaannya
yang bertubi-tubi tadi.
“Ngomong-ngomong Nuna mau kemana?” Tanyanya lagi.
“Aku mau mencari ruang wali kelasku. Apa kau tahu
di mana ruang guru?” Jawabku.
“Di depan sana nunna.” Katanya sambil menunjuk ke arah ruang guru.
“Gomawo.
Aku pergi dulu.” Kataku sambil melambai-lambaikan tanganku.
“Ne cheonma
nunna. Semoga harimu menyenangkan.” Katanya sedikit berteriak karena aku
mulai menjauh.
Aku segera menuju ruang yang ditunjuk Jun Hwae
tadi. Aku bertemu dengan wali kelasku. Ini kali kedua aku bertemu dengannya.
Penampilannya sangat berbeda aku hampir tak mengenalinya. Dia berdandan sangat SWAG hari ini.
Kebetulan dia mengajar jam pertama kelasku. Jadi
aku ke kelas bersama beliau. Setelah Kwon songsaengnim mempersilahkan aku masuk,
aku memperkenalkan diri seperti biasa. Lalu aku mengambil meja kosong paling
belakang karena hanya meja itu yang tersisa. Sayangnya aku semeja dengan namja yang bermuka jutek. Kulihat
sebelah mejaku ada seorang yeoja yang
juga bermuka jutek.
“Ige mwoya?
Apa orang-orang di sekolah ini bermuka jutek?” Gumamku dalam hati.
Pelajaran kini berlangsung. Kwon songsaengnim menjelaskan pelajaran
dengan gurauan-gurauannya. Kulihat namja
yang sebangku denganku sedang asyik melukis perjalanan kapal Flying Dutchman
yang tak tahu kapan akan sampai tujuan di buku tulisnya yang terlihat masih
bersih.
“Apa lagi ini?” Decakku dalam hati.
Tiba-tiba melayang penghapus papan tulis dari
arah depan. Ternyata penghapus itu dilempar oleh Kwon songsaengnim. Kini penghapus itu tepat mengenai kepala namja di sebelahku.
“Astaga anak muda jaman sekarang suka sekali
menghambur-hamburkan uang milik orang tuanya ya.” Ucap Kwon songsaengnim dengan nada bicaranya yang
khas.
Namja itu pun mengaduh. Suaranya yang lirih, membuatku
hampir tak terdengar rintihannya.
“Hanbinnie cepat cuci mukamu.” Perintah Kwon songsaengnim.
Namja yang ternyata bernama Han Bin itu kemudian keluar untuk
mencuci mukanya.
Waktu istirahat pun tiba. Yeoja yang duduk di depanku tiba-tiba berbalik menghadap mejaku.
“Annyeong
Hayi ya. Oh ya kau belum tahu namaku. Kim Jisoo imnida.” Kata yeoja itu
memperkenalkan diri.
“Annyeong
Jisoo ya. Bangapta.” Balasku
“Jennie ya ayo kita ke kantin.” Kata Jisoo pada yeoja bermuka jutek yang duduk di
sebelah mejaku.
“Hayi mau ikut?” Ujar Jisoo menawariku.
“Emm...” Belum sempat aku mengatakan sesuatu
Jisoo sudah menarik tanganku.
“Ayolah.” Ucap yeoja iyu sambil menarik tanganku.
Tarikan tangan Jisoo berhasil memaksaku untuk
mengikutinya Akhirnya kami bertiga memesan makanan. Setelah mengunggu beberapa
menit, makanan yang kami pesan datang juga. Kami segera menghabiskan makanan
itu. Setelah habis kami membayar makanan yang tadi kami pesan dan juga membeli
sedikit snack untuk dimakan di kelas. Sesampainya di kelas kulihat namja yang bernama Han Bin tadi sedang
bicara dengan temannya.
“A Bobby oppa.”
Sapa Jisoo
“Oh Jisoo Jennie dan...” Kata namja yang bernama
Bobby kemudian berpikir sejenak .
“Lee Hayi oppa.
Dia siswa baru pindahan dari New York.” Jawab Jisoo seakan bisa menebak yang
dipikirkan Bobby.
“Lee Hayi imnida.
Bangapsumnida.” Kataku mempekenalkan
diri.
“Bangapsumnida”
Kata Bobby.
“Oh iya sebentar lagi bel berbunyi. Jadi aku
harus segera ke kelas. Bye bye.” Kata
Bobby oppa kemudian meninggalkan
kami.
Beberapa menit kemudian bel tanda masuk kelas pun
berbunyi. Kami segera duduk di tempat duduk masing-masing. Aku menikmati
pelajaran sebelum akhirnya waktu pulang sekolah tiba. Aku pulang naik bus.
--()()--
Ini hari keduaku sekolah. Aku berangkat diantar appa
dan eomma yang juga akan bekerja. Sepertinya hari ini aku kepagian berangkat
lagi. Suasana masih sangat sepi. Barangkali aku murid pertama yang berangkat.
Aku berjalan menuju kelas. Kemudian kuletakkan tas ransel yang ku bawa di meja
yang sama dengan tempat dudukku kemarin. Lima menit kemudian datanglah Jisoo.
“Annyeong
Hayi ya. Sudah berangkat ya.” Sapa Jisoo
“Annyeong
Jisoo ya.” Balasku.
“Hari ini kau duduk bersamaku saja ya.” Kata
Jisoo sambil mengambil tasku.
“Tapi teman sebangkumu Bagaimana?” Tanyaku.
“Gwenchana
Donghyuk pasti mau disuruh pindah ke belakang bersama Hanbin.” Jawab Jisoo
Lagi-lagi aku hanya bisa menurut pada perkataan
Jisoo. Karena Jisoo sibuk dengan ponselnya, sekarang yang ku lakukan hanya
duduk dan melihat orang yang memasuki kelas sebelah melalui jendela. Sepertinya
kelas sebelah milik kakak kelas.
Tak sadar kini aku mulai memperhatikan seseorang
di balik jendela. Orang itu sedang berdiri di depan kelas. Namja itu berkulit putih. Dia memakai tas berwarna hitam. Tingginya
sedang dan dia memakai jaket berwarna hitam. Entah mengapa ada perasaan yang
berbeda saat aku melihatnya. Aku ingin tahu siapa namanya.
Author POV
Berhari-hari yang Hayi lakukan sebelum kelas
dimulai, jam istirahat dan jam pulang sekolah hanya memandang kelas sebelah
melalui jendela. Setiap melihat namja
yang membuat hatinya bertanya-tanya dia hanya tersenyum.
Hari ini minggu kedua Hayi bersekolah di Sunhwa
Art High School. Waktu istirahat kali ini ia gunakan untuk duduk di bangku panjang
depan kelasnya bersama Jisoo dan Jennie, dua orang yang kini menjadi sahabatnya.
Mereka makan sambil membicarakan obrolan khas wanita. Jennie tak terlalu banyak
bicara. Dia hanya sedikit bicara dan fokus memakan snacknya. Ketika sedang asyik ngobrol, tiba-tiba datanglah namja yang membuat hati seorang Lee Hayi
bertanya-tanyanya. Namja itu sedang
bersama temannya. Namja itu dan
temannya melintas di depan Hayi dan kedua sahabatnya. Tak sengaja Hayi
mendengar pembicaraan namja itu
dengan temannya.
“Yunhyeong ah nanti kau datang latihan kan?”
“Molla.
Sepertinya iya.”
“YA. Kau harus datang.”
“Akan kuusahakan hyung.”
Sambil menahan senyum yang mungkin akan
terkembang dari bibir manisnya, Hayi harus masuk ke kelas karena bel selesai
istirahat telah berbunyi. Pelajaran berlangsung tapi Hayi tak bisa
berkonsentrasi pada pelajaran. Hatinya terlalu gembira saat mengetahui nama namja yang seminggu ini membuat hatinya
bertanya-tanya. Pikirannya hanya tertuju pada namja yang kini telah ia ketahui namanya. Meskipun hanya nama bukan
alamat atau nomor telpon seorang namja
hatinya sangat gembira.
Kini lamunannya harus terhenti saat Jisoo
mengajaknya bicara.
“Hayi ya nanti siang main ke rumahku yuk.” Ajak
Jisoo
“Tapi...” Kata Hayi
“Tenang aja kau hanya perluh meminta ijin dari
orang tuamu. Ayolah akan kuantar pulang nanti.” Kata Jisoo sedikit memaksa.
Seperti biasa yeoja itu selalu berhasil memaksa
Hayi melakukan ini dan itu. Akhirnya sepulang sekolah Hayi pergi ke tempat
Jisoo. Jennie yeoja bermuka jutek itu juga main ke tempat Jisoo. Mereka pergi
ke rumah Jisoo dengan mobil yang menjemput Jisoo. Sampai disana mereka langsung
menuju ke kamar Jisoo.
“Kalian tunggu disini ya aku mau ambil makanan
dulu. Mau minum apa?” Tanya Jisoo.
“Aku orange juice seperti biasa oke.” Jawab Jennie
“Aku samaan aja.” Balas Hayi.
Jisoo pun segera turun untuk mengambil beberapa snack dan minuman yang mereka pesan.
Tujuh menit kemudian datanglah Jisoo dengan tangannya yang penuh.
“Ya kenapa snack
kesukaanku gak ada?” Kata Jennie mengerucutkan bibirnya.
“Kan sudah kau habiskan kemarin Jennie ya.” Balas Jisoo
“Harusnya kau beli lagi.” Protes Jennie ngotot.
“Aku kan belum sempat keluar rumah.” Sambung Jisoo.
“Tapi kan rumahmu ini deket sama minimarket.”
Gerutu Jennie tak mau kalah.
“Ya kalian berdua. Itu kan cuma snack.
Kalian meributkan snack kaya lagi ngeributin
namja aja.” Geram Hayi geleng-geleng
kepala melihat dua sahabatnya itu.
“Arraseo. Aha aku punya film baru
ayo kita tonton.” Kata Jennie bersemangat.
“Shiro seleranya Jennie itu jelek
mending nonton Miracle in Cell No.7 saja oke.” Rayu Jisoo kedip-kedip mata.
“Aku gak suka yang mellow mellow
ikuti saranku. Oke.” Kata Jennie
sambil mengeluarkan CD dari dalam tasnya. .
“Apa film yang kau bawa?” Tanya Jisoo.
“Jangan-jangan...” Lanjut Jisoo mencurigai Jennie.
“Tara Killer Toon aku jamin pasti bagus.” kata Jennie mengacungkan
jempolnya.
“Hayi ya nanton ini aja ya.” Bujuk Jennie sambil mengedipkan matanya.
“Kalian ini. Ckckck.” Decak Hayi geleng-geleng kepala melihat dua
sahabatnya yang selalu meributkan hal-hal kecil.
“Baiklah supaya adil kita tentukan dengan kai bai boh. Arrachi? ” Lanjut
Hayi.
Dengan muka yang sedikit ditekuk Jennie dan Jisoo melakukan Kai Bai Boh. Mereka harus mengulang
sampai sembilan kali baru mendapatkan siapa pemenangnya. Akhirnya mereka harus
nonton film ber-genre horor karena
kemenangan Jennie. Sang pemenang terlihat sangat puas bisa membuat dua sahabatnya
menonton film horor. Sedangkan selama film diputar Jisoo dan Hayi melihat
dengan mengintip dibalik bantal karena merinding. Berkebalikan dengan Jennie
yang sangat antusias dengan film itu. Bahkan matanya hampir tidak kedip
sedikitpun.
“Hiuuhhh akhirnya selesai juga ini film.” celetuk Jisoo setelah film itu
berakhir.
“Sekarang kita nonton Secretly, Greatly aja yuk kan ada Kim Soo Hyun oppa yang ganteng. Terus ada Lee Hyun
Woo oppa yang ganteng nan kiyowo.” Ajak Hayi bersemangat.
“Shiro pasti mellow mellow.” Sela
Jennie yang memang tidak menyukai film ber-genre
mellow, yang otomatis banyak mengeluarkan air mata.
“Anni. Ini film action Jennie.” Sahut Hayi.
“Uohh. Jinjjayo?” Kata Jennie
penasaran.
“Arraseo. Kita tonton film ini.”
Tambahnya dengan senyum yang terkembang di bibirnya.
Akhirnya sore itu mereka habiskan untuk menonton film. Mereka terlihat
sangat antusias dengan film yang berjudul Secretly, Greatly itu. Terutama Hayi
yang melihat idol favoritnya di film itu. Jennie juga terlihat antusias.
Apalagi dia memang penyuka film bergenre action,
horor dan film extrem lainnya. Setelah film itu selesai terlihat Jisoo Dan Hayi
yang meneteskan air mata. Jennie juga meneteskan air mata. Rupanya mereka
terharu akan ending dari film itu.
“Jennie tumben amat nangis?” Tanya Jisoo.
“Katanya action. Ya aku nurut aja gitu nonton. Awalnya sih biasa. Tengahnya
waw daebak banget. Ternyata ending-nya...”
Jawab Jennie panjang lebar.
“Iya udah-udah. Ehh ngomong-ngomong weekend
besok Hayi nonton ya Festival Music.
Sekolah kita ikut andil loh. Itu group-nya
si Hanbin.” Kata Jisoo.
“Iya Hayi harus ikut. Mau dong lihat sekolah kita tampil dan menangin acara
itu. Ya ya ya.” Bujuk Jennie.
“Baiklah. Lagi pula weekend besok
aku tidak ada acara.” Balas Hayi.
“Nah gitu dong.” Sahut Jennie.
“Eh Jennie ternyata kamu gak sejutek yang aku pikirin.” Celetuk Hayi.
“HA aku jutek? Kapan?” Tanya
Jennie.
“Kesan pertama aku lihat kamu itu jutek. Terus pas lihat Hanbin juga
mukanya jutek.” Jelas Hayi polos.
“Tuh kan kamu itu jodoh sama Hanbin sama-sama jutek.” Goda Jisoo.
“Enggak itu gak bakal terjadi. Pokoknya enggak. Gak boleh gak boleh gak
boleh.” teriak Jennie.
“Kalian jangan gitu dong. Ntar aku marah loh.” Tambahnya.
“Iya deh iya. Jangan marah dong.” Balas
Jisoo.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul lima sore Hayi dan Jennie pulang.
Sesuai janji, Jisoo mengantar Hayi pulang ke rumahnya. Sedangkan Jennie memilih
pulang naik bus.
Hayi POV
Aku berkumpul di ruang keluarga bersama appa
dan eomma. Di sini kami menonton
televisi. Sedangkan oppa-ku memilih
tiduran di kamarnya.
“Hayi ya oppa-mu belum makan.
Tolong antarkan makan malam ke kamar oppa-mu.”
Kata eomma.
“Ne eomma.” Jawabku singkat
kemudian pergi untuk mengantarkan makanan ke kamar Jinwoo oppa.
Tok tok tok
“Ye. Masuk.” balas Jinwoo oppa.
“Oppa ini makan makannya. Jangan
lupa dimakan.” Kataku sambil meletakkan baki berisi makanan untuk Jinwoo oppa.
“Arraseo.” Jawab Jinwoo oppa.
“Hayi ya weekend besok dateng ya ke Festival Music nonton oppa sama temen oppa.”
kata Jinwoo oppa kemudian.
“Kebetulan aku memang diajak temanku nonton Festival Music.” Jawabku. “Group oppa ikut juga ya” Tanyaku
kemudian.
“Ne. Makannya harus dateng oke.”
Bujuk oppa.
“Arraseo. Tapi oppa kapan latihannya
sih?” Tanyaku penasaran.
“Saat tiba disini temanku langsung menghubungiku. Jadi aku hanya latihan
efektif selama sepuluh hari.” Jawabnya.
“Jinjjayo? Semoga berhasil deh. Aku
mau tidur dulu oppa. Dahh.” Kataku kemudian keluar dari kamar oppa.
*#*#*#*#*#*#
Tak terasa hari ini pun datang. Aku tak sabar melihat penampilan oppa-ku diatas panggung. Aku dan dua
sahabatku sudah sepakat berkumpul di rumahku. Setelah berkumpul kami pergi
bersama. Kami pergi dengan taksi.
Sampai disana kami langsung menuju backstage.
Aku pergi ke ruang make up oppa-ku. Sedangkan Jennie dan Jisoo
pergi ke ruang make up Hanbin. Di
ruang make up aku bertemu dengan
teman teman oppaku. Wajah mereka cukup familiar. Jadi aku tak perlu berkenalan
dengan mereka. Ketika sedang asyik berbincang dengan teman-teman oppa ponselku berbunyi. Kulihat ada message dari Jisoo yang menanyakan
keberadaanku. Segera ku jawab jika aku sedang di ruang make up Winner, group oppa-ku.
Aku keluar agar mereka tidak kebingungan mencariku. Setelah mereka datang
ku ajak mereka memasuki ruang make up. Tak lupa kukenalkan oppa-ku dan temannya pada dua sahabatku itu. Karena Jisoo ingin
memperbaiki dandanannya dia mengajakku ke toilet.
Setelah Jisoo selesai memperbaiki dandanannya kami kembali ke ruang make up Winner. Di perjalanan kami
bertemu dengan Jun Hwae. Aku dan Jun Hwe pun berbincang sepanjang
perjalanan.
“Jun Hwae ya.” Sapaku.
“Hayi nunna.”
Balasnya. “Nunna nonton?” Tanyanya
kemudian.
“Jelas aku nonton lah. Aku aja ada di sini.” Balasku.
“Hhaha iya ya. Nunna pasti mau nonton aku ya?” Tanya Jun Hwae lagi.
“Ya. Aku nonton oppa-ku.” Jawabku.
“Jinjjayo?
Jinwoo hyung ikut?” Tanyanya
penasaran.
“Ne.
Awalnya aku gak percaya. Gaimana bisa dia mengikuti lomba sedangkan dia baru
sampai dua minggu sebelum tampil. Yah, tunggu aja nanti gaimana penampilannya,”
Jelasku.
“Keurae.
Aku duluan nunna ruanganku ada di
depan. Annyeong.” Kata Jun Hwae.
“Ye.”
Balasku singkat.
“Jangan sampe kita bikin Jennie kelamaan nunggu.”
Kata Jisoo.
“Arraseo.” Balasku.
Kami pun mempercepat langkah kami agar tidak
membuat Jennie menunggu terlalu lama. Setelah sampai kami duduk sebentar di
dalam ruang make up. Kami tidak bisa
duduk lebih lama lagi karena acara segera dimulai. Kami bergegas ke tempat
penonton. Kami sedikit berlari karena acara hampir dimulai. Akhirnya kami
sampai di seat VIP. Kami bisa duduk
di seat VIP karena tiket yang
diberikan oppa-ku secara gratis.
Acara dibuka dengan dance tradisional. Setelah
itu pengisi acara mulai memeriahkan acara. Kami sangat menikmati acara ini. Aku
tak sabar melihat penampilan oppa-ku
nanti. Banyak sekali pengisi acara ini. Kami sangat menikmati singing contest. Pesertanya sangat
berbakat menurutku.
Akhirnya yang aku tunggu-tunggu memasuki stage. Winner, group oppa-ku berdiri di atas panggung. Mereka
menyanyikan ‘Heart Attack’ yang dilanjutkan dengan ‘Go Up’.
”Repper-nya
keren.” Celetuk Jennie.
“Oh Mino oppa.”
Sahutku.
“Itu yang main vocal suaranya keren.” Timpal
Jisoo.
“Kalo yang itu Taehyun oppa.” Sambungku.
”Itu yang ganteng siapa? Aku gak hafal nama
membernya.” Tanya Jisoo.
“Yang mana? Yang nge-dance?” Tanyaku memastikan.
“Bukan yang badannya kecil.” Jawab Jisoo.
“Itu oppa-ku.
Jinwoo oppa.” Balasku.
Setelah Winner menyelesakan aksi panggungnya,
kini tampil group selanjutnya. Nama
group itu ‘WIN B’. Pertama yang kulihat adalah Hanbin. Lalu aku terkejut saat
melihat Jun Hwae. Ternyata dia satu group dengan Hanbin. Kini semua member
sudah berdiri di atas panggung. Kuperhatikan wajah semua member. Aku terkejut
begitu melihat seluruh member ‘WIN B’. Jantungku kini berdetak kencang. Rasanya
seperti genderang mau pecah. Aku melihatnya. Dia yang membuatku bisa tersenyum
walaupun hanya memandang wajahnya. Dia yang membuatku selalu memperhatikan
jendela di raung kelasku. Walaupun kupandang dia hanya dari kejauhan.
Aku tak tahu bagaimana menggambarkan perasaan
ini. Senang dan deg-degan itulah yang kurasakan. Mungkin aku memang
menyukainya. Seketika aku pun merasa jika 'WIN B' menggebrak panggung terlalu
cepat. Tak seperti saat group dan singer lain perform.
“Apakah ini yang namanya
cinta?” gumamku dalam hati.
--- To be continued