PINKON보보경심 려Parody (PINKON Scarlet Heart Parody) |
HalfAngel | BLACKPINK & iKON
Comedy | Ficlet Series | Teen,
PG-15
Sebuah ruangan dengan banyak kaca dan sound system menjadi setting
tiga orang yang terduduk di sofa berwarna hitam. Orang yang duduk di tengah
menyatukan dua tangan dua orang disampingnya. Dengan wajah pucat dan mata
berkaca-kaca wanita yang duduk di tengah dengan sangul dan pakaian wanita
bangsawan tersenyum.
"Yeobo... menikahlah dengan Jisoo."
Wanita itu menahan air matanya dengan menghela napas dan memutar
bola matanya menuju langit-langit
"Ohuk... ohuk.... aku tau umurku tak akan lama lagi ohuk
ohuk..."
Wanita itu menepaskan tangan keduanya. Mengambil sapu tangan yang
terselip di dalam bajunya dan menyeka darah yang keluar dari mulutnya.
"Eonni...." Jisoo menatap iba kakak sepupunya
yang diperankan oleh Jinhwan.
"Myeoghwan-ah!!" Donghyuk memeluk canggung
laki-laki yang berperan menjadi istrinya itu.
"Yeobo ini pesan terakhirku sebelum aku pergi, tolong
jaga Jisoo baik-baik. Aku tau Jisoo akan bisa menggantikanku menjadi istri yang
baik untukmu."
"Myeonghwan-ah, bagaimana bisa kau membuat keputusan
seperti ini?"Donghyuk mengguncang-guncangkan tubuh Jinhwan.
"Jisoo-ya, jaga suamiku baik-baik. Aku tau kalian akan bisa
hidup bahagia." Jinhwan kembali memegang tangan Jisoo penuh harap.
"Eonni, kajima~ jangan pergi, jangan tinggalkan
aku sendiri!" Air mata kini membasahi pipi Jisoo.
Jinhwan mendekap adik sepupunya "Jisoo-ya...."
"Nyeong....an" Jinhwan melepaskan perlahan
pelukannya dan menghembuskan nafas terakhir disana.
***
Jisoo berjalan-jalan di parking area YG Building yang telah
diberi beberapa properti. Ia melihat
Pangeran ke empat belas, Chanwoo sedang
dikeroyok beberapa preman yang dimainkan oleh member iKON lainnya. Tak tinggal
diam, Jisoo mengikuti arah gerombolan itu pergi.
Latar tempat berubah menuju atap gedung YG Entertaintment,
Yunhyeong mengancam Chanwoo akan memotong lengan dengan tuduhan pangeran itu
melakukan pencurian. Ia menuding putra raja itu telah mencuri dagangannya di
pasar berupa lipbalm sebanyak satu keranjang.
"Ya!! Kau harus bertanggung jawab!" Yunhyeong
mengayun-ayunkan sebuah toy hammer berwarna merah dengan tongkatnya yang
diberi warna kuning di depan wajah Chanwoo.
"Aku tidak melakukannya! Jangan menuduh seorang
pangeran sembarangan! Kau mau mati?" Chanwoo mengelak mendapati tuduhan
tak benar yang dilayangkan padanya.
"Neo!!!"
Yunhyeong hampir saja memukul Chanwoo, namun Jisoo mencegahnya
dengan membawa pegangan standing mic dan mengarahkan pada preman yang
menyerang Chanwoo "Awas kalian, berani menyakiti pangeran, akan
kucabik-cabik ususmu dan kujadikan sup!"
Chanwoo berhasil melepaskan diri, namun kini mereka terpojok.
Jisoo menyarankan agar mereka segera berlari, namun Chanwoo tak mengiyakan. Namja
itu ingin membalas perlakuan tak menyenangkan yang telah preman itu lakukan
terhadapnya. Perdebatan mereka menyita waktu hingga sekawanan preman itu
menyerang mereka kembali.
Jisoo melayangkan standing micnya kembali "Hiyaaaaaa!!!
Bastard!!!"
Chanwoo mulai dipukuli kembali. Namun kini pangeran bertopeng
datang dengan menunggang kuda "Kalian sudah melihatku dan tidak pergi, apa
kalian punya cukup nyali untuk mati?"
"Hyeongnim!!!" Chanwoo berlari menuju arah Bobby,
begitupun Jisoo.
Bobby turun dari kendaraanya, ia mengecek keadaan Jisoo dan
Chanwoo "Chanwoo-ya gwaenchana?"
"Gwaenchana hyeongnim."
Jisoo menghela napas, beruntung Bobby datang pada waktu yang tepat
"Uri wangjanim selamat... hahh, mari kita lihat kau akan
tumbuh seperti apa." tanpa sadar Jisoo memeluk Chanwoo.
***
Hanbin duduk di atas singasana dengan kertas yang menutupi
wajahnya. Kertas itu menutupi seluruh wajahnya dengan lubang pada bola matanya
agar ia masih bisa melihat. Figur CEO YG tercetak disana. Ia menerima sebuah
bantal dari putri kerajaan dengan setting berada di kantor YG CEO.
Terduduk di kursi yang biasa Yang Hyunsuk tempati, Hanbin berdehem menyiapkan
suaranya.
"Jennie-ya kau telah memasuki usia untuk menikah, aku
akan menikahkanmu dengan salah satu putra bangsawan. Aku ingin kau menikmati
hidup seperti kakakmu." dengan suara yang dibuat-buat Hanbin menirukan
suara CEOnya.
"Ye? Bhea~ kenapa kau menginginkan aku tinggal di luar
istana?" Jennie kembali mempraktikkan senyum mulut bengkok pemeran
aslinya.
"Wae? Sirheo?" Hanbin kembali menirukan suara
Yang Hyunsuk CEO.
"Ah... anieyo. Animnida." Jennie kembali
melakukan hal yang ia lakukan saat menerima award pertamanya sebagai
seorang rookie, persis dengan tangan yang menunjukkan kata tidak.
Jennie keluar dari ruang CEO, Pangeran Hanbin telah menunggu
disana dengan tangan yang disilangkan di depan dada. Jennie memberi salam
dengan membungkukkan badannya. Ia hendak pergi, namun pangeran tertua itu
menarik tangannya menghalanginya pergi begitu saja.
"Orabeoni, jigeum meohasseunmikka?" Jennie
memberi tatapan tajam pada Hanbin.
"Kau, apa benar akan menikah dengan anak bangsawan dan
menolak pangeran sepertiku?" Hanbin
menyunggingkan senyum meledek.
"Jika raja menginginkan hal itu, aku sebagai putrinya tak
bisa berbuat apa-apa." Dengan santainya Jennie meladeni kata demi kata
yang kakak tirinya itu ucapkan.
"Jika aku bisa menjadikanmu ratu negeri ini, kenapa kau harus
repot-repot menikah dengan bangsawan?"
"Kalau begitu, bisakah kau membuktikan perkataanmu dan
menceraikan isteri-isteri politikmu itu, orabeoni?"
"Aku bisa menceraikan mereka setelah menjadikanmu ratu negeri
ini." Senyum menyeringai terkembang di mulut Hanbin.
Hanbin menarik Jennie dan mengunci tubuhnya. Mendekatkan wajahnya
untuk mengurangi jarak antara keduanya. Begitu kagetnya Jennie menerima
perlakuan Hanbin. Gadis itu hanya bisa memejamkan mata, begitu takut akan apa
yang terjadi setelahnya.
"Oheummm~" terdengar suara pria berdehem.
Bobby melewati dua orang yang entah sedang melakukan kegiatan apa.
Ia hanya melewati mereka, tak sekalipun berniat membuyarkan kegiatan mencolok
mata yang mereka lakukan.
Hanbin melirik sekilas kedatangan pria berdehem yang telah
mengganggu konsentrasinya. Ia kembali mendekatkan wajahnya. Jennie yang tadinya
telah membuka mata kini menutup matanya khawatir. Namun kini Hanbin mengalihkan
fokusnya pada telinga Jennie. Ia tersenyum sesaat.
"Chemi eobta~"
+TBC+