Tittle
|
Naughty Brother
|
Author
|
HalfAngel
|
Main Cast
|
Rose a.k.a Park Chaeyoung
as Chaeyoung
|
|
Jisung ak.a Park
Jisung as Jisung
|
Other Cast
|
Jung Yoon Oh a.k.a
Jung Jaehyun as Jaehyun
|
Genre
|
AU, Family, School
life
|
Length
|
Vignette
|
Rating
|
G
|
Summary
|
"Ya!! Park
Jisung!! kapan kau mengikutiku?" dengan sangat terpaksa Chaeyoung juga
membayar tiket untuk adiknya itu.
|
|
|
Akhirnya bisa posting blog
juga setelah dua minggu lamanya ^0^ kkk~ Sebenernya draft udah diisi dengan
deretan ff lain, cuma author pingin banget posting ff satu ini. Jarang kan
author bikin ff bertema family hihi~ Okay daripada terlalu lama menunggu,
selamat membaca ^3^ XOXO
"Ya!!!!!!! Park
Jisung!!!" sebuah teriakan muncul dari kamar dengan daun pintu
berhiaskan kain flanel berbentuk bunga mawar.
Tak lama kemudian tangisan
yang keras muncul dari ruangan yang sama. Seorang yeoja meringkuk di
lantai kamarnya. Tangisannya yang keras itu membawa beberapa orang menuju
kamarnya.
"Wae irae Chaeyoung-ah?"
seorang wanita mendekati anak perempuan yang sedang menangis itu.
"Eomma~ Jisung
mengacaukan peralatan nail art ku. Heuu heuu~" anak kecil yang
dipanggil Caeyoung itu mengadu pada ibunya.
Terlihat jelas di meja makeupnya,
belasan botol kutek terbuka berserakan disana. Meninggalkan ceceran isinya yang
sudah tak karuan. Berbagai warna tercampur, sebagian sudah ada yang telah
mengering.
"Jisung-ah
kemari! Cepat minta maaf pada noonamu!" ibu keduanya mencoba
membuat mereka berdamai.
"Noona~ mianhae.
Aku mencoba bermain dengan mainanmu dan mengacaukannya." anak kecil
berumur tujuh tahun itu mengulungkan tangannya mengajak bersalaman.
Tangan gadis kecil dengan
nama Park Chaeyoung itu segera menjabat tangan adik kecilnya. "Jangan
pernah ulangi lagi nde!"
***
-@- 7
tahun kemudian -@-
Seorang namja
menghampiri yeoja yang telah berjalan jauh didepannya. Namja itu
hanya memerlukan waktu sepuluh detik untuk menyusul dengan hoverboardnya.
"Noona hari ini
teknologi sudah canggih dan kau masih berjalan kaki untuk sampai kampus!" namja
itu menyindir kakak perempuannya
Yeoja itu
terus berjalan dengan gitar di punggungnya "Berjalan kaki bagus untuk
kesehatan dan untuk menurunkan berat badan Jisung-ah."
Park Chaeyoung berjalan
hingga memasuki area kampusnya. Ia menghadiri kelas siang hingga bisa
mengistirahatkan badannya di taman. Baru saja mendudukkan badannya di kursi
taman sebuah suara mengejutkannya.
"Chaegiya~"
seorang namja dengan dimple di kedua pipinya memanggilnya.
"Aigoo kkamjakya!"
Chaeyoung mengaduh mendengar namja itu memanggilnya dengan panggilan
yang unik.
Namja
berkulit putih itu terlihat nyaman merebahkan tubuhnya di kursi taman.
"Ah kelasku akan segera
dimulai. Kkalke~" Chaeyoung menyadari jam istirahatnya telah usai.
***
"Yeonghwa kajja!"
namja dengan dimple di pipinya itu bergelantungan di lengan Chaeyoung
berulang kali mengajak menonton film.
Chaeyoung menyetujui ajakan namjachingunya
setelah mempertimbangkannya "Aku sudah menyelesaikan tugas minggu ini. Kajja!!"
Mereka sampai di salah satu mall
dan segera menuju lantai atas dimana bioskop berada. Dua orang itu memilih film
yang akan mereka tonton. Setelah diputuskan Chaeyoung bersiap membeli tiket.
"Dua tiket juseyo~"
Chaeyoung tersenyum sembari memesan tiket setelah lama mengantri.
"Anieyo~ tiga
tiket juseyo!" seorang anak laki-laki muncul dari belakang meminta
petugas menambah satu tiket lagi.
"Ya!! Park Jisung!!
kapan kau mengikutiku?" dengan sangat terpaksa Chaeyoung juga membayar
tiket untuk adiknya itu.
"Ah noona~ kelas
gitarku sudah selesai jadi apa salahnya aku ikut nonton." anak itu
mengikuti kakak perempuannya yang beralih menuju antrean pembelian snack.
Chaeyoung memutuskan untuk
membeli dua bungkus popcorn dan dua gelas minuman. Ia segera beralih
menuju ruang tunggu dan mengenalkan namdongsaengnya itu pada Jaehyun. Namja
berdimple itu terlihat sedikit terganggu akan kehadiran Jisung.
"Cha~ aku akan
duduk di kursi nomor 13" Jaehyun segera menduduki kursi pilihannya.
Jisung buru-buru menyerobot
kursi tengah yang baru saja akan Chaeyoung duduki.
"Geez!" Chaeyoung
mengengus kesal menduduki kursi tersisa di deretan tiket yang dibelinya.
Minggu pagi ini Chaeyoung
kembali membuat janji dengan namjachingunya untuk berlari kecil di
sekitar taman kota. Ia buru-buru mengikat tali sneakernya. Membuka pintu
kamar dan segera keluar dari kediamannya.
"Chaegiya~" namja
tinggi dengan dimple yang menghiasi pipinya melambaikan tangan.
"Kajja!!"
Mereka mulai berlari
mengitari taman kota. Melihat beberapa orang yang juga melakukan kegiatan
serupa.
"Noona~"
sebuah suara muncul dari belakang.
Chaeyoung beserta Jaehyun
menghentikan kegiatan mereka. Melirik ke arah belakang dan menemukan seorang
anak sekolah menengah tengan mengendarai hoverboardnya.
"Aigoo apa kau
tak ada kegiatan lain selain membuntuti noonamu." Jaehyun memprotes
keberadaan Jisung yang lagi-lagi muncul secara tiba-tiba.
"Ani~ weeeek!"
anak itu menjawab pertanyaan Jaehyun dengan menjulurkan lidahnya.
Lima kali sudah kencan Chaeyoung
selalu kedatangan adik laki-lakinya yang berjarak lima tahun darinya. Kesabaran
Chaeyoung telah habis. Ia benar-benar marah. Chaeyoung hanya mengurung diri di
kamar hingga mengundang perhatian kedua orang tuanya.
"Chaeyoung-ah
kenapa kau masih mengurung diri di kamar nak?" suara ketukan membanjiri
pintu kamar Park Chaeyoung.
"Kita bisa membicarakan baik-baik
kan nak."
Chaeyoung berteriak dari
kamarnya "Eomma appa!! Kenapa aku harus punya adik senakal
Jisung? Dulu ia selalu merusakkan mainanku. Sekarang ia selalu
menggangguku."
"Geugon anira~ Noona~"
Jisung ikut mengetuk pintu kamar kakaknya.
"Jisung-ah cepat
minta maaf pada noonamu!"
"Appa! Aku
berusaha memberi tau noona sesuatu dan kalian semua menyalahkanku."
Jisung turut mendekam dalam
kamarnya. Ia ingin memberitau noonanya sesuatu, tapi ia juga takut noonanya
akan lebih bersedih setelah itu.
Anak kecil seumur sekolah
menengah itu memutuskan untuk pergi. Mencari-cari tempat dimana kelima namja
yang pernah ia simak pembicaraannya itu berada. Terus berjalan sendirian hingga
menemukan orang-orang yang dicarinya.
Salah seorang mengenalinya dan
memanggilnya "Jisung-ah! Kenapa kau kemari? Apa kau ingin
menitipkan surat ijin noonamu?"
"Jauhi noonaku
sebelum aku memberitaunya maksud burukmu!" Jisung begitu geram hingga ia
tak menghiraukan tatapan namja lain yang berada disana.
Jaehyun tak terima dengan apa
yang anak kecil itu bicarakan. Ia menarik kerah Jisung "Ya! Museun
sooriya!"
"Aku tau kalian
menjadikan noonaku sebagai bahan taruhan kalian!" kali ini kalimat
yang Jisung lontarkan mampu membuat seluruh namja yang berada disana
berdiri mendekatinya.
"Anak kecil! Beraninya
kau mencampuri urusan kami!" namja berambut putih memegang rahang
Jisung dengan menyertakan emosinya.
Jisung terus memaki kelima namja
itu hingga perkelahian tak terelakkan lagi. Mereka terus memukul Jisung dan
mengancam anak itu. Perkelahian terhenti ketika seorang namja
menghentikan mereka dengan peluitnya. Namja dengan peluit yang diketahui
berasal dari departemen olahraga itu mengantarkan Jisung kembali ke rumahnya.
"Jisung-ah kau
kenapa nak? Siapa yang memukulmu sampai seperti ini?" ibunya begitu kaget
melihat si bungsu pulang dengan luka memar di sekujur tubuhnya.
Mendengar tangisan ibunya Chaeyoung
membuka pintu kamarnya. Menghampiri kamar Jisung yang letaknya bersebelahan
dari kamarnya. Ia menemukan adiknya tengah terkapar di atas ranjang dengan luka
di sekeliling wajahnya.
Air mata Chaeyoung menetes
begitu melihat keadaan adiknya "Jisung-ah? Neo wae irae?"
"Noona~ jauhi hyeong
itu." Jisung mengeluarkan suara paraunya, menahan perih di sekujur
tubuhnya.
#Flashback
Kini kursi taman telah
dipenuhi lima namja yang berkumpul disana. Termasuk Jung Jaehyun yang
asik berbincang dengan kelima temannya. Lima namja itu berasal dari
fakultas yang sama hingga membuat mereka begitu lama berkumpul disana.
"Kalian lihat kan? Aku
berhasil memenangkan taruhan. Minggu ini kirim motor yang kalian janjikan arra!"
namja itu tersenyum penuh arti dengan dimple di pipinya.
"Ani.. bagaimana bisa
kau bisa mengencani yeoja yang begitu sulit itu." namja lain
dengan rambut orange mengaduh mendapati dirinya harus menanggung biaya taruhan
yang ia buat sendiri.
Tanpa sepengetahuan mereke
Jisung tak sengaja mendengar percakapan itu. Ia hendak meminta uang jajan
tambahan pada kakaknya. Baru saja menemukan kakaknya, justru kakaknya berlari
terburu-buru menuju ruang kuliah. Jisung menempati kursi taman yang tak jauh
dari Jaehyun ketika sekelompok namja itu mulai berdatangan.
#End of Flashback
"Jadi Jaehyun yang
melakukan semua ini?" Chaeyoung mengepalkan tangannya.
Park Chaeyoung tak bisa
menahan amarahnya menemui adiknya pulang dalam keadaan yang begitu mengenaskan.
Kini ia tak lagi menemui Jung Jaehyun bahkan dalam pesan singkat sekalipun. Ia
tak ingin hal buruk terjadi pada Jisung kembali jika menanggapi permainan Jung
Jaehyun dan teman-temannya itu.
***
"Ini permen
karetmu!" Chaeyoung menghampiri Jisung yang tengah melamun di waktu
istirahatnya.
"Noona~ kau tidak
bolos kuliah lagi kan?" Jisung menerima permen yang Chaeyoung lempar.
Beberapa hari dalam minggu
ini Chaeyoung selalu mengunjungi Jisung saat waktu istirahat. Ia masih
mengkhawatirkan adiknya meskipun Jisung sudah bisa berjalan dengan normal.
"Gomawo~" Chaeyoung
tersenyum mencubit pipi adiknya.
"Ya! appo!"
"Wae appo? Kau
sudah sembuh seminggu yang lalu Jisung-ah."
Jisung membuka bungkus peren
karet yang kakaknya berikan tadi. Ia memakannya, mengunyahnya dan memberikan
sedikit gas hingga permen itu mengembang membentuk sebuah gelembung kecil.
"Noona~ ayo
bertarung! Siapa yang bisa membuat gelembung yang lebih besar?"
"Gurae kajja!"
Dua Park bersaudara itu
memulai kompetisi meniup permen karet mereka. Chaeyoung tak ingin kalah dengan
adiknya, ia menambah satu permen karet untuk membuat gelembung yang lebih
besar.
"Tack~"
permen karet yang ditiup dua Park bersaudara berhasil memenuhi wajah mereka.
"Puahahaahahaa...."
mereka tertawa mendapati wajah masing-masing yang penuh dengan permen karet.
"Ah geundae,
bagaimana kita bisa memenangkan kompetisi dance yang kau daftarkan
dengan kondisimu yang seperti ini." Chaeyoung selesai membersikan sisa
permen karet di wajahnya. Kini Chaeyoung beralih membantu membersihkan sisa
permen karet di wajah Jisung.
"Kita bisa
memenangkannya tanpa perlu latihan. Percayalah padaku noona!"
Jisung menunjukkan dua jempol tangannya.
“Oo~ uri Jisung-ie
jangan coba-coba menyombongkan diri nde!” Chaeyoung mengacak-acak rambut
Jisung.
[FYI!!] Chaegiya = Chaeyoung
+ Chagiya (Darling)