Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Sabtu, 08 Oktober 2016

[Vignette] Naughty Brother

Diposting oleh Unknown di 10.23






Tittle
Naughty Brother
Author 
HalfAngel
Main Cast
Rose a.k.a Park Chaeyoung as Chaeyoung

Jisung ak.a Park Jisung as Jisung
Other Cast
Jung Yoon Oh a.k.a Jung Jaehyun as Jaehyun
Genre
­AU, Family, School life
Length
Vignette
Rating
G
Summary
"Ya!! Park Jisung!! kapan kau mengikutiku?" dengan sangat terpaksa Chaeyoung juga membayar tiket untuk adiknya itu.




Akhirnya bisa posting blog juga setelah dua minggu lamanya ^0^ kkk~ Sebenernya draft udah diisi dengan deretan ff lain, cuma author pingin banget posting ff satu ini. Jarang kan author bikin ff bertema family hihi~ Okay daripada terlalu lama menunggu, selamat membaca ^3^ XOXO

"Ya!!!!!!! Park Jisung!!!" sebuah teriakan muncul dari kamar dengan daun pintu berhiaskan kain flanel berbentuk bunga mawar.

Tak lama kemudian tangisan yang keras muncul dari ruangan yang sama. Seorang yeoja meringkuk di lantai kamarnya. Tangisannya yang keras itu membawa beberapa orang menuju kamarnya.

"Wae irae Chaeyoung-ah?" seorang wanita mendekati anak perempuan yang sedang menangis itu.

"Eomma~ Jisung mengacaukan peralatan nail art ku. Heuu heuu~" anak kecil yang dipanggil Caeyoung itu mengadu pada ibunya.

Terlihat jelas di meja makeupnya, belasan botol kutek terbuka berserakan disana. Meninggalkan ceceran isinya yang sudah tak karuan. Berbagai warna tercampur, sebagian sudah ada yang telah mengering.

"Jisung-ah kemari! Cepat minta maaf pada noonamu!" ibu keduanya mencoba membuat mereka berdamai.


"Noona~ mianhae. Aku mencoba bermain dengan mainanmu dan mengacaukannya." anak kecil berumur tujuh tahun itu mengulungkan tangannya mengajak bersalaman.

Tangan gadis kecil dengan nama Park Chaeyoung itu segera menjabat tangan adik kecilnya. "Jangan pernah ulangi lagi nde!"
***

-@- 7 tahun kemudian -@-

Seorang namja menghampiri yeoja yang telah berjalan jauh didepannya. Namja itu hanya memerlukan waktu sepuluh detik untuk menyusul dengan hoverboardnya.

"Noona hari ini teknologi sudah canggih dan kau masih berjalan kaki untuk sampai kampus!" namja itu menyindir kakak perempuannya

Yeoja itu terus berjalan dengan gitar di punggungnya "Berjalan kaki bagus untuk kesehatan dan untuk menurunkan berat badan Jisung-ah."

Park Chaeyoung berjalan hingga memasuki area kampusnya. Ia menghadiri kelas siang hingga bisa mengistirahatkan badannya di taman. Baru saja mendudukkan badannya di kursi taman sebuah suara mengejutkannya.

"Chaegiya~" seorang namja dengan dimple di kedua pipinya memanggilnya.

"Aigoo kkamjakya!" Chaeyoung mengaduh mendengar namja itu memanggilnya dengan panggilan yang unik.

Namja berkulit putih itu terlihat nyaman merebahkan tubuhnya di kursi taman.

"Ah kelasku akan segera dimulai. Kkalke~" Chaeyoung menyadari jam istirahatnya telah usai.
***

"Yeonghwa kajja!" namja dengan dimple di pipinya itu bergelantungan di lengan Chaeyoung berulang kali mengajak menonton film.

Chaeyoung menyetujui ajakan namjachingunya setelah mempertimbangkannya "Aku sudah menyelesaikan tugas minggu ini. Kajja!!"

Mereka sampai di salah satu mall dan segera menuju lantai atas dimana bioskop berada. Dua orang itu memilih film yang akan mereka tonton. Setelah diputuskan Chaeyoung bersiap membeli tiket.

"Dua tiket juseyo~" Chaeyoung tersenyum sembari memesan tiket setelah lama mengantri.

"Anieyo~ tiga tiket juseyo!" seorang anak laki-laki muncul dari belakang meminta petugas menambah satu tiket lagi.

"Ya!! Park Jisung!! kapan kau mengikutiku?" dengan sangat terpaksa Chaeyoung juga membayar tiket untuk adiknya itu.

"Ah noona~ kelas gitarku sudah selesai jadi apa salahnya aku ikut nonton." anak itu mengikuti kakak perempuannya yang beralih menuju antrean pembelian snack.

Chaeyoung memutuskan untuk membeli dua bungkus popcorn dan dua gelas minuman. Ia segera beralih menuju ruang tunggu dan mengenalkan namdongsaengnya itu pada Jaehyun. Namja berdimple itu terlihat sedikit terganggu akan kehadiran Jisung.

"Cha~ aku akan duduk di kursi nomor 13" Jaehyun segera menduduki kursi pilihannya.

Jisung buru-buru menyerobot kursi tengah yang baru saja akan Chaeyoung duduki.

"Geez!" Chaeyoung mengengus kesal menduduki kursi tersisa di deretan tiket yang dibelinya.

Minggu pagi ini Chaeyoung kembali membuat janji dengan namjachingunya untuk berlari kecil di sekitar taman kota. Ia buru-buru mengikat tali sneakernya. Membuka pintu kamar dan segera keluar dari kediamannya.

"Chaegiya~" namja tinggi dengan dimple yang menghiasi pipinya melambaikan tangan.

"Kajja!!"

Mereka mulai berlari mengitari taman kota. Melihat beberapa orang yang juga melakukan kegiatan serupa.

"Noona~" sebuah suara muncul dari belakang.

Chaeyoung beserta Jaehyun menghentikan kegiatan mereka. Melirik ke arah belakang dan menemukan seorang anak sekolah menengah tengan mengendarai hoverboardnya.

"Aigoo apa kau tak ada kegiatan lain selain membuntuti noonamu." Jaehyun memprotes keberadaan Jisung yang lagi-lagi muncul secara tiba-tiba.

"Ani~ weeeek!" anak itu menjawab pertanyaan Jaehyun dengan menjulurkan lidahnya.

Lima kali sudah kencan Chaeyoung selalu kedatangan adik laki-lakinya yang berjarak lima tahun darinya. Kesabaran Chaeyoung telah habis. Ia benar-benar marah. Chaeyoung hanya mengurung diri di kamar hingga mengundang perhatian kedua orang tuanya.

"Chaeyoung-ah kenapa kau masih mengurung diri di kamar nak?" suara ketukan membanjiri pintu kamar Park Chaeyoung.

"Kita bisa membicarakan baik-baik kan nak."

Chaeyoung berteriak dari kamarnya "Eomma appa!! Kenapa aku harus punya adik senakal Jisung? Dulu ia selalu merusakkan mainanku. Sekarang ia selalu menggangguku."

"Geugon anira~ Noona~" Jisung ikut mengetuk pintu kamar kakaknya.

"Jisung-ah cepat minta maaf pada noonamu!"

"Appa! Aku berusaha memberi tau noona sesuatu dan kalian semua menyalahkanku."

Jisung turut mendekam dalam kamarnya. Ia ingin memberitau noonanya sesuatu, tapi ia juga takut noonanya akan lebih bersedih setelah itu.

Anak kecil seumur sekolah menengah itu memutuskan untuk pergi. Mencari-cari tempat dimana kelima namja yang pernah ia simak pembicaraannya itu berada. Terus berjalan sendirian hingga menemukan orang-orang yang dicarinya.

Salah seorang mengenalinya dan memanggilnya "Jisung-ah! Kenapa kau kemari? Apa kau ingin menitipkan surat ijin noonamu?"

"Jauhi noonaku sebelum aku memberitaunya maksud burukmu!" Jisung begitu geram hingga ia tak menghiraukan tatapan namja lain yang berada disana.

Jaehyun tak terima dengan apa yang anak kecil itu bicarakan. Ia menarik kerah Jisung "Ya! Museun sooriya!"

"Aku tau kalian menjadikan noonaku sebagai bahan taruhan kalian!" kali ini kalimat yang Jisung lontarkan mampu membuat seluruh namja yang berada disana berdiri mendekatinya.

"Anak kecil! Beraninya kau mencampuri urusan kami!" namja berambut putih memegang rahang Jisung dengan menyertakan emosinya.

Jisung terus memaki kelima namja itu hingga perkelahian tak terelakkan lagi. Mereka terus memukul Jisung dan mengancam anak itu. Perkelahian terhenti ketika seorang namja menghentikan mereka dengan peluitnya. Namja dengan peluit yang diketahui berasal dari departemen olahraga itu mengantarkan Jisung kembali ke rumahnya.

"Jisung-ah kau kenapa nak? Siapa yang memukulmu sampai seperti ini?" ibunya begitu kaget melihat si bungsu pulang dengan luka memar di sekujur tubuhnya.

Mendengar tangisan ibunya Chaeyoung membuka pintu kamarnya. Menghampiri kamar Jisung yang letaknya bersebelahan dari kamarnya. Ia menemukan adiknya tengah terkapar di atas ranjang dengan luka di sekeliling wajahnya.

Air mata Chaeyoung menetes begitu melihat keadaan adiknya "Jisung-ah? Neo wae irae?"
"Noona~ jauhi hyeong itu." Jisung mengeluarkan suara paraunya, menahan perih di sekujur tubuhnya.

#Flashback

Kini kursi taman telah dipenuhi lima namja yang berkumpul disana. Termasuk Jung Jaehyun yang asik berbincang dengan kelima temannya. Lima namja itu berasal dari fakultas yang sama hingga membuat mereka begitu lama berkumpul disana.

"Kalian lihat kan? Aku berhasil memenangkan taruhan. Minggu ini kirim motor yang kalian janjikan arra!" namja itu tersenyum penuh arti dengan dimple di pipinya.

"Ani.. bagaimana bisa kau bisa mengencani yeoja yang begitu sulit itu." namja lain dengan rambut orange mengaduh mendapati dirinya harus menanggung biaya taruhan yang ia buat sendiri.

Tanpa sepengetahuan mereke Jisung tak sengaja mendengar percakapan itu. Ia hendak meminta uang jajan tambahan pada kakaknya. Baru saja menemukan kakaknya, justru kakaknya berlari terburu-buru menuju ruang kuliah. Jisung menempati kursi taman yang tak jauh dari Jaehyun ketika sekelompok namja itu mulai berdatangan.

#End of Flashback

"Jadi Jaehyun yang melakukan semua ini?" Chaeyoung mengepalkan tangannya.

Park Chaeyoung tak bisa menahan amarahnya menemui adiknya pulang dalam keadaan yang begitu mengenaskan. Kini ia tak lagi menemui Jung Jaehyun bahkan dalam pesan singkat sekalipun. Ia tak ingin hal buruk terjadi pada Jisung kembali jika menanggapi permainan Jung Jaehyun dan teman-temannya itu.
***

"Ini permen karetmu!" Chaeyoung menghampiri Jisung yang tengah melamun di waktu istirahatnya.

"Noona~ kau tidak bolos kuliah lagi kan?" Jisung menerima permen yang Chaeyoung lempar.

Beberapa hari dalam minggu ini Chaeyoung selalu mengunjungi Jisung saat waktu istirahat. Ia masih mengkhawatirkan adiknya meskipun Jisung sudah bisa berjalan dengan normal.

"Gomawo~" Chaeyoung tersenyum mencubit pipi adiknya.

"Ya! appo!"

"Wae appo? Kau sudah sembuh seminggu yang lalu Jisung-ah."

Jisung membuka bungkus peren karet yang kakaknya berikan tadi. Ia memakannya, mengunyahnya dan memberikan sedikit gas hingga permen itu mengembang membentuk sebuah gelembung kecil.

"Noona~ ayo bertarung! Siapa yang bisa membuat gelembung yang lebih besar?"

"Gurae kajja!"

Dua Park bersaudara itu memulai kompetisi meniup permen karet mereka. Chaeyoung tak ingin kalah dengan adiknya, ia menambah satu permen karet untuk membuat gelembung yang lebih besar.

"Tack~" permen karet yang ditiup dua Park bersaudara berhasil memenuhi wajah mereka.

"Puahahaahahaa...." mereka tertawa mendapati wajah masing-masing yang penuh dengan permen karet.

"Ah geundae, bagaimana kita bisa memenangkan kompetisi dance yang kau daftarkan dengan kondisimu yang seperti ini." Chaeyoung selesai membersikan sisa permen karet di wajahnya. Kini Chaeyoung beralih membantu membersihkan sisa permen karet di wajah Jisung.

"Kita bisa memenangkannya tanpa perlu latihan. Percayalah padaku noona!" Jisung menunjukkan dua jempol tangannya.

“Oo~ uri Jisung-ie jangan coba-coba menyombongkan diri nde!” Chaeyoung mengacak-acak rambut Jisung.

[FYI!!] Chaegiya = Chaeyoung + Chagiya (Darling)
 

ACE's B-Golds JackVIP Copyright © 2011 Designed by Dita Blogger Template Sponsored by web hosting